Monday 3 February 2014

Hartawan, Dermawan, Pahlawan


  SA’AD BIN RABI’, Hartawan, Dermawan bahkan seorang Pahlawan

Bermacam tabiat mulia yang dimiliki para sahabat Nabi berrkat aqidah yang ditanamkan Nabi Muhammad S.A.W., diantaranya Sa’ad bin Rabi’, walau seorang hartawan namun jiwa persaudaraannya begitu kokoh dan luar biasa akrabnya.
Nama lengkap Sa’ad bin Rabi’ bin Amr bin Abi Zubair, termasuk salah satu diantara 12 pemimpin Anshar yang terpilih dalam Bai’at Aqobah II, ikut dalam peperanggan Badar dan Uhud.
Nabi mempersaudarakan dengan Abdur Rahman bin ‘Auf, Sa’ad berkata kepada ‘Abdur Rahman :” Aku adalah orang terkaya di Madinah. Jika engkau mau silakan ambil separuh dari hartaku. Aku juga mempunyyai 2 orang istri silakan pilih mana yang kau suka, aku akan menceraikannya, setelah itu silakan kau nikahi dia!”.
Berkat kebesaran jiwwanya, tawaran ini bukannya diterima justru ditolaknya dengan halus. Sikap yang menunjukkan jiwa sehat, jiwa yang tidak suka menerima justru lebih suka berusaha  dengan usahanya sendiri.
Dengan santunnya Abdur Rahman bin ‘Auf menjawab: “ Semoga Allah memberkahi harta dan keluargamu, tolong tunjukkkan saja aku pasar”.

Pada perang Uhud Rasulullah SAW berkata :” Siapakah diantara kalian yyang bersedia mencari berita untukkku tentang keadaan Sa’ad bin Rabi’, apakah dia masih hidup atau gugur?.”
Salah seorang sahabat, Muhammad bin Maslamah atau Ubayy bin Ka’ab menjawab: “ Saya sanggup mencari berita untukmu ya Rasulullah”.
Iapun pergi dan mengitarri medan perang sambil berterriak berulang-ulang :” Wahai Sa’ad bin Rabi’”, Sa’ad bin Rabi menjawab “Apa keperluanmu, mengapa anda memanggil namaku?”.
Dia menjawab: “Aku diutus Rasulullah SAW untuk mennyampaikan kepada beliau tentang kondisimu saat ini,” Sa’ad menjawab:” Pergilah menemui Rasulullah, sampaikan salamku kepada beliau dan kabari beliau, bahwa aku terkena 12 luka tusukan, aku berrhasil menikan orang yang menikamku, sampaikan kepada pasukan kaum muslimin bahwa Allah tidak akan memaafkan kalian jika kalian membiarkan Nabi dibunuh sementara kalian masih bernafas!”.
Sa’ad wafat akibat luka yang dideritanya dalam perang Uhud tahun 3 Hujriyah.
(sumber : Al Hakim edisi 347/VIII)

Dari kisah tauladan diatas, nyatalah bahwa para sahabat Rasulullah begitu dermawan dan sangat menjunjung tinggi agama Islam, bahkan mereka tidak mementingkan harta bedanya, semua dikorbankan untuk agama Allah. Cobalah kita bandingkan dengan para hartawan jaman sekarang……
Dimana banyak orang-orang yang memiliki kedudukan justru berusaha melebarkan “dinastinya” untuk mempertahankan kekuasaan dan hartanya. Bukan hanya mereka yang memiliki kedudukan di pemerintahan, bahkan pelaku seni pun banyak yang  memperlihatkan pola hidup mewah yang justru dipertontonkan ke masyarakat untuk mengangkat popularitasnya. Lebih parah lagi, ada penggacara yang justru menjejali  anaknya dengan barang-barang mewah seakan-akan itu hal yang wajar tanpa memikirkan kondisi masyarakan saat ini yang semakin terhimpit.
Coba kita baca tulisan dari Al Islam edisi 540/ XVIII : Sebanyak 17 dari 33 gubernur di Indonesia tersangkut perkara hingga harus dinonaktifkan. Hampir setiap minggu ada kepala daerah yang ditetapkan sebagai tersangka (Kompas, 18/1/2011)
(1). Inilah fakta di negeri  yang menjadi ‘jawara’ demokrasi, pemilu yang berbiaya puluhan triliun rupiah ternyata hanyya menghasilkan para pejabat ‘kriminal’, selain tidak menghasilkan kesejahteraan bagi rakyat.
(2). Saatnya negeri ini hanya menerapkan system pemrintahan Islam (Khilafah), yang akan melahirkan para pejabat amanah sekaligus menjamin kesejahteraan bagi rakyat.

No comments:

Post a Comment