Friday 2 October 2015

Ismail atau Ishak yang dokorbankan Ibrahim ?

Menelusuri sejarah Idul Adha, Ismail atau Ishak ?


Dari Surah Ash Shaffat (37) ayat 99 sampai dengan ayat 113:
99 Dan Ibrahim berkata: Sesungguhnya aku pergi menghadap Tuhanku dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku.
100. Wahai Tuhanku, anugerahilah aku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh;
101. Maka Kami gembirakan dia dengan (kelahiran) seorang anak yang amat sabar.
102. Maka tatkala anak itu telah sampai pada usia dapat membantu bapaknya, berkatalah Ibrahim : ‘Wahai anakku sayang, sesungguhnya aku melihat didalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Untuk itu bagaimanakah pendapatmu ?’ Anaknya menjawab: ‘Hai Bapakku, laksanakanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapati aku termasuk golongan orang-orang yang sabar’.
103. Maka tatkala keduanya (bapak dan anak) telah menyerahkan diri (kepada Allah) dan Ibrahim telah merebahkan anaknya diatas pipinya (ditempat penyembelihan dan hampir menyembelihnya).
104. Maka Kami panggillah dia, ‘Wahai Ibrahim’ (Janganlah engkau lanjutkan perbuatan itu.)
105. Sungguh, engkau telah membenarkan (melaksanakan perintahKu dalam) mimpi itu. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”
106. “Sesungguhnya (perintah penyembelihan) ini benar-benar suatu ujian yang nyata,
107. Dan Kami tebus sembelihan itu dengan sembelihan yang agung,
108. dan Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian) dikalangan orang-orang yang datang kemudian.
109. Yaitu, Kesejahteraan yang senantiasa dilimpahkan atas Ibrahim.”
110. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik,
111. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
112. Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq, seorang Nabi yang termasuk orang-orang yang saleh,
113. Dan Kami limpahkan keberkatan atasnya (Ismail) dan atas Ishaq. Dan diantara anak cucu mereka berdua, ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang zhalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.”
Nabi Ibrahim a.s adalah seorang Nabi yang mumpuni dan penuh berkah dari Allah, dimana beliau sejak kecilnya didalam pencarian jati diri kebenaran sosok Tuhannya, telah mempergunakan kekuatan akal pikirannya serta hati nuraninya, dimulai dari ketidak puasannya terhadap berhala-berhala yang dibuat oleh bapaknya sendiri dan dijadikan sesembahan kaumnya masa itu (Lihat dalam Qs. 37:83-93), juga ketidak puasannya terhadap hal-hal yang semula dianggapnya Tuhan namun kemudian dinisbikannya sendiri karena bertentangan dengan akal pikirannya (Lihat kisah Nabi Ibrahim dalam pencarian Tuhan pada Qs. 6:75-79
Keberimanan Ibrahim kepada Allah yang Esa yang tidak terbagi menjadi potongan-potongan kecil kemakhlukan telah membuatnya berlepas diri terhadap kaumnya dan bahkan juga bapaknya (Qs. 60:4 dan Qs. 19:41-48) yang sampai pada puncaknya penghancuran seluruh berhala sesembahan mereka (Qs. 21:57-58) sehingga dikorbankanlah Ibrahim kedalam satu hukuman pembakaran yang berkat rahmat dari Allah, keselamatan dilimpahkan kepada Nabi agung ini dan api tidak mampu menembus kulitnya yang mulia itu. (QS. 21:61-69
Selanjutnya keberimanan yang tulus dan penuh tanpa syarat setelah beliau mendapatkan kebenaran tersebut dengan Allah, Ibrahim kembali diuji oleh Allah, setelah sekian lamanya beliau berumah tangga dengan Sarah tidak ada tanda-tanda istrinya ini akan menjadi hamil, sehingga diluar statusnya selaku seorang Nabi, Ibrahim tetaplah seorang manusia yang memiliki keinginan untuk mempunyai keturunan sebagai suatu fitrah yang ada pada diri setiap laki-laki dan suami kepada masa depan penerusnya. 
Ibrahim berdoa kepada Allah agar beliau dianugerahi seorang anak yang saleh (Qs. 37:99-100), dan pada bagian ayat berikutnya dijelaskan bahwa permintaan Ibrahim ini dikabulkan oleh Allah dengan diberinya seorang putra yang telah lama dinanti-nantikannya melalui istri keduanya Hajar, Bible dalam Kitab Kejadian 16:11 telah pula menegaskan dan menguatkan kisah yang dipaparkan oleh Qur’an ini.

“And again: Behold, said he, thou art with child, and thou shalt bring forth a son: and thou shalt call his name Ismael, because the Lord hath heard thy affliction.”(Genesis 16:11 from Douay)



Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang masalah beratmu itu. (masalah beratmu = On-ee’ = trouble, depression. sumber : Strong’s Hebrew and Greek Dictionaries code : H6040)


Sarah sebagai istri pertama dari Ibrahim telah memberikan persetujuan kepada suaminya untuk menikahi Hajar (Kitab Kejadian 16:2-3), dari Hajar ini lahirlah putra pertama Ibrahim yang bernama Ismail disaat usia Ibrahim kala itu 86 tahun (Kitab Kejadian 16:16).

“And Sarai said unto Abram, Behold now, Lord hath restrained me from bearing: I pray thee, go in unto my maid; it may be that I may obtain children by her. And Abram hearkened to the voice of Sarai. And Sarai Abram’s wife took Hagar her maid the Egyptian, after Abram had dwelt ten years in the land of Canaan, and GAVE HER TO HER HUSBAND ABRAM TO BE HIS WIFE.”
(Genesis 16:2-3 from “The Restored Name King James Version of the Scriptures”)



Berkatalah Sarai kepada Abram: “Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak.” Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai. Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, –yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan–,lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya. (istilah menjadi isterinya = ish-shaw’, naw-sheem’ = together, wife, woman. sumber : Strong’s Hebrew and Greek Dictionaries code : H802)
“And Abram was fourscore and six years old, when Hagar bare Ishmael to Abram.”
(Genesis 16:16 from “The Restored Name King James Version of the Scriptures“)
Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya.

Kisah ini bersesuaian dengan al-Qur’an pada surah Ash Shaafaat 37:101
" Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar".

 Dan Injil pada kitab Kejadian 21:ayat 5 : 
"Adapun Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya, lahir baginya". 


Jadi beda antara usia Ismail dan Ishak adalah 14 tahun.
Suatu perbedaan usia yang cukup jauh. 
 
Pada ayat al-Qur’an berikutnya, yaitu surah Ash Shaafaat 37: 102 : 

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."


Disebutkan bahwa tatkala usia anak yang dilahirkan pertama tersebut, dalam hal ini adalah Ismail sudah mencapai usia yang cukup untuk mengerti, maka Allah mengadakan ujian bagi Ibrahim antara kecintaannya terhadap Allah dan kecintaannya terhadap anak yang selama ini sudah dia nanti-nantikan. 
Kisah ini jika kita kembalikan pada Injil, sangat bersesuaian, dimana pada usia Ismail yang sudah lebih dari 10 tahun itu, beliau sudah cukup mengerti untuk berpikir dan tengah meranjak menuju kepada fase kedewasaan. 
Ibrahim yang mendapatkan perintah dari Allah itu, melakukan dialog tukar pikiran dengan putranya mengenai pengorbanan yang diminta oleh Allah terhadap diri anaknya ini. Dan kisah yang ini sama sekali bertentangan dengan kisah Injil yang menyebutkan Ibrahim telah membohongi putranya.

“He said to him: Take thy only begotten son Isaac, whom thou lovest, and go into the land of vision: and there thou shalt offer him for a holocaust upon one of the mountains which I will show thee.”
(Genesis 22:2 from Douay)

Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.”

Dari sini kita lihat sudah, bahwa Kitab Kejadian 22:2 sudah mengalami distorsi dengan penyebutan anak tunggal itu adalah Ishak (Isaac/ yits-khawk’).

Pada Kejadian 16:16 diterangkan pada waktu Hagar memperanakkan Ismail bagi Abram, ketika itu umur Ibrahim 86 tahun.
Pada kejadian 21:5 disebutkan pada waktu Ishak lahir maka umur Ibrahim 100 tahun.
Berdasarkan kedua ayat itu, maka anak Ibrahim yang lahir lebih dahulu ialah Ismail
Jika Kejadian 22:2 menerangkan bahwa firman Tuhan kepada Ibrahim untuk mengorbankan “anak tunggal”, jelas pada waktu itu anak Ibrahim baru satu orang yaitu Ismail.
Adapun anak yang baru seorang ini sudah tentu anak yang lahir pertama atau yang lahir lebih dahulu. Dan anak Ibrahim yang lahir pertama ini ialah Ismail. Jadi Kejadian 22:2 yang menyebutkan “anak tunggal” itu Ishak, jelas merupakan sisipan atau penggantian yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu
Apabila pada Kitab Kejadian 16:16 dan Kitab Kejadian 21:5 anak Ibrahim pada waktu itu sudah dua orang, yaitu Ismail dan Ishak … mengapa pada Kejadian 22:2 disebutkan “anak tunggal” ? 
Yang berarti bahwa anak Ibrahim baru satu orang, lalu kemana anak yang satunya lagi?.

 Padahal kedua anak tersebut masih sama-sama hidup, sehingga pada waktu Sarah (ibu Ishaq) wafat, kedua anak Ibrahim itu, yakni Ismail dan Ishaq sama-sama hadir mengurus jenasah Sarah. 
Jadi seharusnya ayat yang menerangkan kelahiran Ishaq itu letaknya sesudah ayat pengorbanan, sehingga setelah ayat pengorbanan lalu diikuti oleh ayat kelahiran Ishak. 

Inilah yang disebut dengan “tahrif” oleh al Qur’an, yaitu mengubah letak ayat dari tempatnya yang asli ketempat lain sebagaimana yang disitir oleh Surah An Nisa’ ayat 46 :
“Diantara orang-orang Yahudi itu, mereka mengubah perkataan dari tempatnya …”
(Qs. an-Nisa’ 4:46)
Dengan begitu semakin jelas saja bahwa Bible mengandung tahrif (pengubahan, penambahan, pengurangan dsb), dan jelas pula bahwa kitab yang sudah diubah-ubah itu tidak dapat dikatakan otentik dari Tuhan melainkan merupakan kitab yang terdistorsi oleh ulah tangan-tangan manusia. 
Setelah ternyata Ibrahim lebih mengutamakan kecintaan dan kepatuhannya kepada Allah, maka Allah melimpahkan rahmat-Nya yang sangat besar kepada Ibrahim juga Allah telah meluluskan doa Ibrahim sebelumnya agar memperoleh anak yang saleh, yaitu putra tunggalnya, Ismail. 
Ismail ini juga mengikuti jejak langkah bapaknya selaku manusia yang menyerahkan diri kepada Allah secara penuh tanpa syarat yang kelak akan menjadi salah seorang penerus kenabian Ibrahim sebagaimana dinyatakan didalam kitab suci AlQur’an pada  

Quran surah Maryam 19: ayat 54 : 
Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi.
Quran surah An Nisaa 4: ayat 163 :
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.
 


Quran Surah Al An'aam 6: ayat 86 : 
dan Ismail, Alyasa', Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya),
 

Quran Surah Al Anbiyaa 21: ayat 85 :
Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar.
 


Quran Surah Shaad 38: ayat 48 :
 Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa' dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik. 

 
  dan bagi Ismail sendiri juga didalam Injil pun dinyatakan bahwa Allah telah mengabulkan permintaan Ibrahim akan hal diri Ismail dan bahkan dijadikan Allah keturunan Ismail ini sebagai suatu bangsa yang besar.
Lihat  
Kitab Kejadian 17: ayat 20 :
 "Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar ".


Kitab Kejadian 21: ayat 13 :
"Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena ia pun anakmu." 

Kitab Kejadian 21: ayat 18
"Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar". 

 Secara panjang lebar pembahasannya silahkan baca juga artikel kristologi berjudul : Tafsir Kitab Kejadian.
Setelah kisah pengorbanan putra tunggalnya kala itu tersebut, Ibrahim kembali digirangkan oleh Allah dengan mendapatkan seorang putra dari Sarah dimana waktu itu, baik menurut al-Qur’an sendiri maupun Bible, sebelumnya Sarah sempat merasakan pesimis mengingat usianya yang sudah lanjut, sementara Ibrahim sendiri sudah memiliki putra dari Hajar 14 tahun sebelumnya, dikala usia Ibrahim 86 tahun. 
Al-Qur’an Surah Ibrahim 14 ayat 39 melukiskan betapa Ibrahim merasa bersyukur sekali dengan dua putranya ini (yaitu Ismail dan Ishak) sebagai suatu karunia baginya yang sudah berusia lanjut. 
Pengusiran Ismail dan Ibunya, Hajar yang dilakukan oleh Sarah sebagaimana yang dimuat didalam Bible terjadi pada waktu Ishak disapihkan karena ketakutan Sarah akan ikut terjatuhnya warisan ketangan Ismail yang juga merupakan putra dari Ibrahim (Lihat Kejadian 21:8-10).

“And the child grew and was weaned: and Abraham made a great feast on the day of his weaning. And when Sara had seen the son of Agar the Egyptian playing with Isaac her son, she said to Abraham: Cast out this bondwoman, and her son: for the son of the bondwoman shall not be heir with my son Isaac.”
(Genesis 21:8-10 From Douay)

Bertambah besarlah anak itu dan ia disapih, lalu Abraham mengadakan perjamuan besar pada hari Ishak disapih itu. Pada waktu itu Sara melihat, bahwa anak yang dilahirkan Hagar, perempuan Mesir itu bagi Abraham, sedang main dengan Ishak, anaknya sendiri. Berkatalah Sara kepada Abraham: “Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak.”

Hal ini sebenarnya bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh Bible dalam ayat lainnya yaitu Kiyab Ulangan 21: ayat 14 sampai 17.
And Abraham rose up early in the morning, and took bread, and a bottle of water, and gave it unto Hagar, putting it on her shoulder, and the child, and sent her away: and she departed, and wandered in the wilderness of Beersheba.

And the water was spent in the bottle, and she cast the child under one of the shrubs. And she went, and sat her down over against him a good way off, as it were a bowshot: for she said, Let me not see the death of the child. And she sat over against him, and lift up her voice, and wept. And Elohim heard the voice of the lad; and the angel of Elohim called Hagar out of heaven, and said unto her, What aileth thee, Hagar? fear not; for Elohim hath heard the voice of the lad where he is.
(Genesis 21:14-17 from “The Restored Name King James Version of the Scriptures”)


Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba.
Ketika air yang dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak, dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, sebab katanya: “Tidak tahan aku melihat anak itu mati.” Sedang ia duduk di situ, menangislah ia dengan suara nyaring. Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, kata-Nya kepadanya: “Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring. Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar.” (istilah dibuangnyalah anak itu = shaw-lak’ yeh’-led. shaw-lak’ = adventure, cast (away, down, forth, off, out), hurl, pluck, throw. yeh’-led = boy, child, fruit, son, young man (one). sumber : Strong’s Hebrew and Greek Dictionaries code : H7993 dan H3206)

Kenapa bertentangan ?
Ishak ketika disapih berusia sekitar 2 tahun, sementara Ismail 16 tahun dan saat terjadi pengusiran atas Ismail dan ibunya ini telah terjadi konflik baru dalam ayat-ayat Bible, Kitab Kejadian 21: ayat 8 sampai 10 bertentangan dengan Kitab Kejadian 21: ayat 14 sampai 21. 

Dimana dalam ayat itu digambarkan seolah-olah Ismail masih berupa seorang bayi yang digendong dibahu ibunya seperti pada kitab Kejadian 21: ayat 14

Kemudian Ismail yang menurut Bible sendiri saat itu sudah berusia 16 tahun yang berarti sudah cukup dewasa, kembali digambarkan bagai anak kecil yang mesti dibaringkan dibawah pokok serumpunm seperti pada kitab Kejadian 21: ayat 15, lalu diperintahkan untuk diangkat, digendong seperti pada kitab Kejadian 21: ayat 18.

 
Bagaimana mungkin, Hagar yang seorang perempuan, harus menggendong seorang anak laki-laki “tua” yang berusia 16 tahun?.
 
Kemudian disambung pada kitab Kejadian 21: ayat 20 seolah Ismail masih sangat belia sekali sehingga dikatakan “…Allah menyertai anak itu, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah”
Jadi dari sini saja sudah kelihatan telah terjadi kerusakan dan manipulasi sejarah dan fakta yang ada pada ayat-ayat Bible. 

Dalam sejumlah perdiskusian dimilis Islamic Network dan Milis_Iqra, umat Kristen membantah kalimat “untuk diangkat, digendong … ” yang termuat didalam Bible adalah dalam bentuk kiasan, jadi disana jangan diartikan secara harfiah, karena maksud yang ada pada ayat itu bahwa nasib hidup dan makan dari Ismail ada dipundak Hagar. 
Padahal jika kita mau melihat kedalam konteks ayat-ayat aslinya, akan nyatalah bahwa apa yang dimaksudkan dengan bentuk kiasan tersebut sama sekali tidak menunjukkan seperti itu.
 
Mari kita buktikan :
 
Kitab Kejadian 21: ayat 14 :
Maka bangunlah Ibrahim pada pagi-pagi hari, lalu diambilnya roti dan sebuah kirbat yang berisi air, diberikannya kepada Hajar, ditanggungkannya pada bahunya dan anak tersebut, lalu disuruhnya pergi. Maka berjalanlah ia lalu sesatlah ia dalam padang birsjeba.
(Alkitab LAI terbitan Djakarta 1963)

 
Didalam Bible berbahasa Inggris saya kutipkan adalah demikian :
“And Abraham rose up early in the morning, and took bread, and a bottle of water, and gave it unto Hagar, putting it on her shoulder, and THE CHILD, and sent her away: and she departed, and wandered in the wilderness of Beer-sheba.
(Genesis 21:14 from “The Restored Name King James Version of the Scriptures”)

 
“So Abraham rose up in the morning, and taking bread and a bottle of water, put it upon her shoulder, and delivered the boy, and sent her away. And she departed, and wandered in the wilderness of Bersabee.”
(Genesis 21:14 from Douay)

 
And Abraham rose up early in the morning, and took bread, and a bottle of water, and gave it unto Hagar, putting it on her shoulder, and the child, and sent her away: and she departed, and wandered in the wilderness of Beersheba. (Genesis 21:14 from KJV with Strong’s Numbers)
Jadi jelas bahwa Ibrahim mengambil roti dan sebuah kirbat yang berisi air lalu memberikannya kepada Hagar dengan meletakkan keduanya itu diatas pundak Hagar bersama Ismail yang jelas sudah lebih dulu ada dalam dukungannya lalu menyuruh Hagar pergi. 
# Lihat kalimat bahasa Inggris tidak menyebutkan Hajar dan Ismail tetapi hanya menyebutkan kata “…and sent HER away: and SHE departed, and wandered” (shaw-lakh’ haw-lak’ taw-aw’)
 
Jadi jelas yang diusir dan berjalan serta tersesat disana adalah Hajar sendirian, sebab Ismail ada dalam gendongan Hajar, bukankah mustahil anak berusia 16 tahun digendong?.

 Berapa berat dari tubuh Ismail yang sudah 16 tahun?.
 Berapa berat dari tubuh Hajar yang perempuan sehingga memiliki kemampuan untuk menggendong anak 16 tahun dan membawanya berjalan jauh?.
 
Lalu kita lanjutkan pada kalimat berikutnya
“Hatta, setelah habislah air yang didalam kirbat itu, maka dibaringkannyalah budak itu dibawah pokok serumpun.”
(Alkitab LAI terbitan Djakarta 1963: Kejadian 21:15)

 
“And the water was spent in the bottle, and SHE CAST THE CHILD under one of the shrubs.”
(From “The Restored Name King James Version of the Scriptures”)
“And when the water in the bottle was spent, SHE CAST THE BOY under one of the trees that were there.”
(From Douay

 
Jadi semakin jelas, ketika air didalam kirbat sebagai bekal sudah habis, lalu Ismail (yang secara jelas disebut sebagai THE CHILD dan THE BOY yang digendong itu diturunkan dari tubuhnya dan dibaringkan dibawah pohon. 

Apakah masih mau bersikeras dengan mengatakan kalau kata “menggendong atau memikul”
THE CHILD disana bukan dalam arti yang sebenarnya ? 
Lalu kita lihat sendiri pada ayat-ayat berikutnya dimana Hagar akhirnya mendapatkan mata air dan memberi minum kepada anaknya (THE CHILD) yang menangis kehausan lalu anak tersebut dibawah bimbingan Tuhan meranjak dewasa, jadi anak itu pada masa tersebut belumlah dewasa, padahal usianya kala itu sudah hampir 17 tahun. 
Bagi Ishak sendiri, beliau pun dijanjikan oleh Allah menjadi seorang Nabi yang hanif sebagaimana ayah dan juga saudara tuanya, Ismail, dimana nantinya dari Ishak ini akan terlahir Ya’qub yang kelak menjadi bapak bagi bangsa Israil. 
Kepada rekan-rekan dari kalangan Kristiani saya meminta maaf, saya bukan hendak menggurui anda-anda semua atau juga hendak mengadakan pelecehan, tetapi kita sekarang berbicara masalah kebenaran dan keobjektifitasan yang bisa sama-sama kita saksikan. 
Saya dapat memahami jika umat Kristen tetap pada pendirian bahwa al-Qur’an salah dan Bible sajalah yang benar, sebab memang dasar pijakan anda ada pada Bible sehingga apapun keyakinan anda maka tidak akan jauh dari apa yang dikatakan oleh Bible.

“Kebenaran itu adalah dari Tuhan-mu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.”
(Qs. Al-Baqarah 2:147)
“Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka manfa’atnya bagi diri sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya.”
(Qs. Al-An’am 6:104)
“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.”
(Qs. al-Hajj 22:46)
“Dan sesungguhnya Kami telah menjadikan isi neraka itu beberapa banyak dari Jin dan manusia, yang mempunyai hati tetapi tidak untuk mengerti dengannya, mempunyai mata tidak untuk melihat dengannya dan mempunyai telinga tidak dipergunakan untuk mendengarkan; mereka itu seperti binatang, malah mereka lebih sesat.”
(Qs. al-A’raaf 7:179)
“Sekalipun melihat, mereka tidak melihat. Sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.”
(Matius 13:13)
Catatan : Seluruh versi Bible yang digunakan dalam artikel ini bisa didownload pada alamat www.e-sword.net dengan modul-modul sesuai yang tercantum dan boleh dibuktikan sendiri atau didebat jika memang ada kesalahan.


Salamun 'ala manittaba al Huda

Terima kasih untuk : ARMANSYAH




PERHATIAN : Posting ini boleh diteruskan kemana saja selama itu bermanfaat bagi kemaslahatan umat Islam dan pencerahan kepada semua orang yang membutuhkannya dengan tetap menyertakan sumber pengambilannya dengan lengkap agar siapapun yang ingin secara langsung mendiskusikan ataupun melakukan sanggahan-sanggahan dapat menghubungi penulis secara langsung dan tidak membuatnya bingung yang bisa jadi menghalangi semangat pembelajarannya terhadap kebenaran yang sudah sampai.


Copyright hanya ada pada ALLAH, sumber semua kebenaran




Mengapa menghadap Kiblat ?


Kenapa Sholat harus menghadap Ka’bah ?

Kenapa Sholat dan Haji Harus berkiblat kearah Ka’bah ?

Islam adalah ajaran yang rasional, penyembahan kepada Allah semesta alam yang Maha Ghaib pada dasarnya tidak mungkin ditujukan hanya kepada satu tempat tertentu saja apalagi Allah berada dimana-mana dan selalu mengawasi setiap gerak dan diri kita.

Dan kepunyaan Allah sajalah Timur dan Barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui. (Qs. Al-Baqarah 2:144)

Jika halnya secara praktek dilapangan umat Islam mengarahkan sholat mereka kearah Ka’bah dimasjid al-haram itu tidak serta merta diartikan sebagai suatu simbol penyembahan pada berhala yang berupa susunan batu hitam, namun semata-mata untuk menjadikan Ka’bah itu suatu kesatuan tujuan dalam beribadah kepada Tuhan Yang Maha Satu.

Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (ka’bah)  (Qs. Al-Quraisy 106:3) 

Dengan demikian didalam Islam tidak terjadi perbedaan antara satu bangsa yang menganut Islam dengan bangsa lainnya yang juga menganut Islam mengenai tata cara peribadatan dan arah penghadapannya. Kita bisa menarik kesamaan dalam kasus ini dengan Garuda Pancasila yang digunakan sebagai lambang negara kesatuan Republik Indonesia.

Dimana Garuda Pancasila adalah simbol pemersatu bangsa yang memiliki aneka adat istiadat, budaya, suku dan agama sebagaimana bisa kita lihat slogan pada kaki Garuda Pancasila : Bhineka Tunggal Ika.; Tetapi apakah berarti Garuda Pancasila menjadi sesembahan bangsa Indonesia ? Tentu saja tidak, karena dia hanya sebatas simbol pemersatu semata.

Meski begitu, analogi Garuda Pancasila dan Ka’bah tadi tidak bisa disamakan dalam kasus penyembahan patung Yesus dan Bunda Maria seperti yang dijumpai dalam tradisi Kristen, karena mereka pada dasarnya memang menyembah dan meminta tolong kepada obyek yang dipatungkan itu dan mereka tidak menganggap patung-patung tersebut sebagai simbol pemersatu sebagaimana posisi Ka’bah bagi umat Islam. Dengan demikian kasus penyembahan terhadap patung seperti ini masuk dalam kategori menyembah berhala.


 Adapun setiap umat sebelum kenabian Muhammad telah dinyatakan memiliki kiblat sholat masing-masing dan ini pun logis, kiblat Nabi Nuh bisa saja berbeda dengan kiblat Nabi Musa begitu seterusnya, hal ini tidak lain karena dakwah masing-masing Nabi dan Rasul sebelumnya hanya terbatas pada daerah kaumnya saja sehingga belum diperlukan adanya kesamaan arah kiblat bagi mereka semua.



Dan bagi tiap-tiap ummat ada kiblatnya dimana ia menghadap kepadanya.- (Qs. Al-Baqarah 2:148) 

Berbeda kasusnya manakala Nabi Muhammad diutus kepada semua bangsa, semua daerah dan kesetiap suku menembus adat tradisi dimasing-masing daerah. Perbedaan bisa menjadi suatu perselisihan yang besar apalagi bila perbedaan itu justru menyangkut tata cara penyembahan terhadap Tuhan.

Hal ini sebenarnya pun sudah disebutkan oleh Nabi Yesaya seperti yang ada didalam Injil :

Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN dan pujilah Dia dari ujung bumi! Baiklah laut bergemuruh serta segala isinya dan pulau-pulau dengan segala penduduknya. Hendaklah padang gurun dan segala negrinya menyaringkan suaranya, demikian pula seluruh desa yang didiami orang-orang Kedar ! (Kitab Perjanjian Lama : Yesaya pasal 42 ayat 10 s.d 11)

Disini disebutkan nama Kedar (al-Ghadir), yaitu nenek moyang dari Nabi Muhammad Saw yang terlahir dari Nabi Ismail sebagai putra Nabi Ibrahim as. Bahwa Allah melalui Nabi Muhammad Saw akan menyatukan seluruh Tanah Arabia, menyatukan seluruh keturunan Kedar, mempersatukan seluruh generasi Ibrahim as, bersama dengan seluruh umat manusia dari seantero dunia dalam rangkaian ibadah Haji dirumah Allah, Ka’bah, Mekkah al-Mukarromah sebagaimana terdapat dalam nubuat kitab Yesaya pasal 60 ayat ke-7: Segala domba Kedar dikumpulkan kepadamu, segala domba jantan Nebayot dihantar akan gunamu, sekalian itu naik keatas mezbah-Ku, dipersembahkan dengan keridhoan hati, maka rumah-Ku yang mulia itu (Ka’bah) akan Ku permuliakan pula.

Penafsiran Ka’bah sebagai rumah Allah yang terdapat dalam Yesaya 60:7 diatas kita sandarkan sendiri terhadap ayat Kitab Yesaya ke-11 dalam pasal yang sama :“Maka segala pintu gerbangmu pun akan terbuka selalu, baik siang malam tiada ia itu ditutup, supaya dibawa masuk kepadamu akan tentara orang-orang kafir dan segala rajanya pun diantar.”


 Ayat ke-11 ini kita tafsirkan sesuai kenyataan yang berlaku dihadapan kita, bahwa kota Mekkah al-Mukarromah dimana Ka’bah sebagai Rumah Allah senantiasa terbuka untuk orang-orang yang ingin melakukan ibadah kepada Allah, untuk orang-orang yang sadar dari segala kekafirannya, baik tua,  muda, besar, kecil, rakyat hingga raja tanpa membedakan ras, suku, golongan maupun pangkat kedudukan duniawiah mereka. Seluruhnya bercampur menjadi satu umat dihadapan Allah, sebab Allah tidak akan menilai semuanya itu kecuali taqwa mereka kepada-Nya.

Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. (Qs. Al-Hujuraat 49:13)

Dan ketika Kami menjadikan rumah itu (yaitu Ka’bah) tempat berkumpul bagi manusia … (Qs. Al-Baqarah 2:125)

Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat bagi manusia… (Qs. Al-Ma’idah 5:97)

Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan berkendaraan yang datang dari segenap penjuru yang jauh. (Qs. Al-Hajj 22:27)

Kemudian pada awal kitab Yesaya pasal 42:10 disebutkan “Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN…”  

 Suatu lagu baru adalah merupakan senandung doa pujian kepada Allah dalam bentuknya yang lain. Dalam hal ini “bentuk yang lain” yang dimaksudkan merefer pada kitab Yesaya pasal 28: 11 serta kitab Zefania pasal 3:9 yang terdapat dalam alkitab : Maka sebab itu Dia pun akan berfirman kepada bangsa ini dengan logat yang asing dan dengan bahasa yang lain. – Kitab Perjanjian Lama : Yesaya 28:11

Tetapi pada masa itu Aku akan mengaruniakan kepada semua bangsa lidah yang suci; supaya mereka itu sekalian menyebut nama Tuhan. Melayani-Nya dalam satu persamaan. – Kitab Perjanjian Lama : Zefania 3:9

Dengan demikian, “Nyanyian baru bagi Tuhan” yang dimaksud oleh Yesaya 42:10 ini adalah doa dan pujian yang berasal dengan logat dan bahasa yang lain daripada sebelumnya yaitu diluar dari bahasa Arami maupun Ibrani yaitu bahasa Arab.

Pada saat umat Islam diseluruh dunia berseru kepada Tuhan, pada saat sholat, berhaji dan pada saat mereka saling mengucapkan salam sebagai satu bahasa kesatuan dan persatuan hidup dan kehidupan beragama sebagaimana isi ayat terakhir dari Zefania 3:9 “… melayani-Nya dalam satu persamaan.”


Hendaklah semua orang yang duduk DIBUKIT BATU itu bernyanyi, biarkanlah mereka berseru-seru dari puncak bukit. Biarkanlah mereka memberikan pujian kepada TUHAN, dan memberitakan pujian yang kepada-Nya di pulau-pulau. TUHAN keluar berperang seperti pahlawan, seperti orang perang Ia membangkitkan semangat-Nya untuk bertempur; Ia bertempik sorak, ya, Ia memekik, terhadap musuh-musuh-Nya Ia membuktikan kepahlawanan-Nya.” – Kitab Perjanjian Lama : Yesaya pasal 42 ayat 12 s.d. 13

Dari bukit Arafah dekat kota Mekkah, para Jemaah Haji dari seluruh pulau didunia ini setiap tahunnya datang berkumpul bersama dan berseru:

Labbaykallahumma Labbayk
Labbayka laa syariikalaka labbayk
Innal hamda wan ni’mata laka walmulk
La syariikalaka


Yang artinya : 

Aku sambut panggilanmu, Ya Allah;
Aku sambut panggilan-Mu;
Aku sambut panggilan-Mu, Tiada sekutu bagi-Mu;
Aku sambut panggilan-Mu;

Sesungguhnya segala puji dan kenikmatan serta segenap kekuatan adalah milik-Mu, Tiada sekutu bagi-Mu.
Allah telah menunjukkan kekuasaan-Nya, mengalahkan semua dakwah keberhalaan manusia, memenangkan risalah para Nabi-Nya dari seluruh kejahatan, membuktikan kebesaran-Nya dihadapan para musuh-Nya.

Karena sesungguhnya kegelapan menudungi bumi dan dalam kelam kabut menudungi segala bangsa, sementara Tuhan telah terbit atas kamu dan kemuliaan-Nya pun bersinar kepadamu. Maka segala orang kafir pun akan datang kepada terangmu dan segala raja-raja pun kepada cahaya yang sudah terbit bagi kamu – Kitab Perjanjian Lama : Yesaya pasal 60:2-3

Ini juga kiranya bisa menjadi sandaran didalam dunia Fiqih modern kenapa sholat itu harus dalam bahasa Arab, Islam itu agama yang mementingkan persatuan, mulai dari paham kesatuan Tuhannya (monotheisme/Tauhid) dan bersatu juga dalam perbedaan.

Tatkala orang Bugis berada di Padang misalnya, dia akan mudah membaurkan dirinya dalam jemaah sholat dimasjid manapun tanpa harus khawatir tata cara sholatnya berbeda dengan mereka, tanpa perlu pula khawatir bahasa yang dipergunakan didalam sholat berbeda. Demikianlah salah satu hikmah yang bisa kita kemukakan perihal keharusan sholat dan haji itu menghadap kearah Ka’bah dan kenapa juga sholat harus dalam bahasa Arab.

Wassalamu’alaykum Wr. Wb.

Terima kasih untuk :  Armansyah


==================================================================== 

Thursday 1 October 2015

Ayat Injil yang SULIT Dipraktekkan


AYAT-AYAT INJIL YANG MUSTAHIL DIPRAKTEKKAN  



1. Hukum Sabat

Hari Sabat (sabtu) adalah hari tuhan yang harus dikuduskan. Pada hari itu setiap orang dilarang bekerja, dilarang memasang api di rumah (lampu, kompor, dan lain-lain) karena Sabat adalah hari perhentian penuh. Orang yang bekerja pada hari Sabtu harus dihukum mati (Keluaran 20:8-11, 31:15, 35:2-3). 
Ayat ini mustahil dipraktekan di jaman modern. Siapa yang sanggup mengamalkan? Siapa yang mau dibunuh apabila melanggar hukum Sabat?  

2. Bunuh orang kafir dan musyrik !! (Ulangan 13:6-9)  

Ayat ini memerintahkan kewajiban membunuh orang yang mengajak menyembah tuhan selain Allah. Ayat ini tidak bisa diterapkan. Buktinya umat Yahudi dan Kristen tidak pernah membunuh umat Hindu, Budha, Kong Hu Chu, dan lain-lain.  

3. Dilarang memakai pakaian yang dibuat dari pada dua jenis bahan (Imamat 19:19) 
Bila ayat ini diamalkan, maka manusia akan kembali kepada jaman primitif, ketinggalan jaman, ketinggalan gaya dan tidak modernis.  

4. Cungkil mata yang menyesatkan orang untuk berbuat dosa (Matius 5:-29)
Secara Letterlijk maupun Figuurlijk, ayat ini mustahil dipakai. Bila diterapkan, maka banyak orang Kristen menjadi buta.

5. Potong kaki dan tangan orang yang menyesatkan ke arah dosa (Matius l8:8-9) 
Secara Letterlijk maupun Figuurlijk, ayat ini mustahil dipakai. Bila diterapkan, maka banyak orang kristen menjadi pincang dan buntung.

6. Dilarang melawan penjahat (Matius 5:39-44) 
Ayat ini mustahil dipraktekkan di masyarakat manapun. Bila ajaran ini diterapkan, maka menghancurkan tatanan sosial dan keamanan masyarakat. Apa jadinya di masyarakat apabila suatu kejahatan tidak dilawan? Tidak melawan kejahatan berarti mendukung kejahatan. Bila kejahatan tidak dilawan, berarti mendukung kejahatan. Bila kejahatan tidak dilawan, maka kriminalitas akan meningkat dan subur berkembang.

7. Kasihilah musuhmu (Lukas 6:27-29) 
Ajaran ini sangat menguntungkan penjajah.

8. Dilarang membawa perbekalan, dilarang membawa dua helai baju dan dilarang membawa kasur dalam perjalanan (Matius 10:9-10) 
Kenyataannya, umat Kristen sendiri tak ada yang bisa mengamalkan ayat ini.   


Wassalaam.

====================================================================

Jin dapat mengganggu kandungan ?



Apakah Jin atau Setan Dapat Mengganggu Kandungan?


Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa iblis bersumpah untuk menyesatkan anak cucu Adam, maka sangat mungkin iblis dan setan menggoda manusia dan membuat manusia sengsara kapan dan di mana saja. Khusus untuk masalah janin yang berada di dalam kandungan, memang banyak informasi dari masyarakat tentang kandungan yang hilang. Beberapa pasien yang datang ke Ghoib juga mengeluhkan atau mengalami hal yang serupa.

Peristiwa ini dapat kita tarik dari doa yang diajarkan Rasulallah saw, yaitu doa apabila seseorang ingin bercampur dengan pasangannya: Allahumma jannibmasy-syaithan wa jannibisy-syaithan maarazaqtanaa. Artinya, "Ya Allah, jauhkanlah kami dari syaithan dan jauhkanlah syaithan agar tidak mengganggu apa yang Engkau rizkikan kepada kami. "

Permohonan orang yang mau berhubungan dengan pasangannya, adalah meminta agar dilindungi dari syaithan. Artinya, sangat spesifik doanya, dia meminta perlindungan dari syaithan untuk sepasang suami isteri itu, yang akan Allah rizkikan berupa keturunan. Ketika doa ini dianjurkan, maka akan melindungi pasangan muslim ketika melakukan ibadah tersebut.

Jadi sangat mungkin syaithan tersebut mengganggu manusia sejak melakukan hubungan suami isteri.

Apakah syaithan dapat mengganggu janin? 
Dalam surat 17 ayat 64, "Dan hasunglah siapa yang kami sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan berjanjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka."

Oleh karena itu, tirulah apa yang dilakukan oleh keluarga Imran ketika hamil Maryam, ia bernazar kepada Allah, agar kelak anaknya lahir bisa menjadi pelayan masjid Allah SWT. Artinya, orangtua harus rajin beribadah dan berdoa, untuk mengharapkan kebaikan janinnya.


Sakit kepala pada waktu tertentu, merupakan indikasi gangguan jin. Untuk itu, lakukanlah ruqyah, karena kita juga menjumpai dari beberapa kasus orang-orang yang terhalang dari kehamilan, disebabkan gangguan jin. Bahkan ada kista rahim yang penyebabnya adalah gangguan jin, dan setelah diruqyah, alhamdulillah hilang dan bisa hamil mendapatkan keturunan.


Jangan lupa berdoa dan bacalah serta resapilah surat Maryam dari ayat 1 dan seterusnya. 
Perbanyaklah sholat malam, semoga Allah SWT memberikan keturunan. Wallahualam.


Wassalaamu'alaikum wr. wb.

======================================================

Obat Pencegah Kehamilan ... Halal ?



Bolehkan memakai Obat Pencegah Kehamilan ?



Penggunaan alat yang dapat mencegah kehamilan untuk selamanya, ini tidak boleh hukumnya, sebab dapat menghentikan kehamilan yang mengakibatkan berkurangnya jumlah ketunaan. 


Dan hal ini bertentangan dengan anjuran Nabi shallallahu alaihi wasalam agar memperbanyak jumlah umat Islam, selain itu bisa saja anak-anaknya yang ada semuanya meninggal dunia sehingga ia pun hidup menjanda seorang diri tanpa anak. 

Penggunaan alat yang dapat mencegah kehamilan sementara
Contohnya, seorang wanita yang sering hamil dan hal itu terasa berat baginya, sehingga ia ingin mengatur jarak kehamilannya menjadi dua tahun sekali. 

Maka penggunaan alat ini diperbolehkan dengan syarat: seizin suami, dan alat tersebut tidak membahayakan dirinya Dalilnya,bahwa para sahabat pernah melakukan 'azl.



Apa itu Al Qur'an ?



Definisi  Al Qur'an


Lihat videonya di : https://youtu.be/uA7CcUpdcJU

Secara Bahasa Qara'a mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun, dan qiraah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam satu ucapan yang tersusun rapi. Quran pada mulanya seperti qiraah, yaitu masdar (infinitif) dari kata qara'a, qiraatan quranan. Allah SWT berfirman yang artinya, "Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu." (Al-Qiyaamah: 17--18). 


Kata qur'anah (bacaannya) pada ayat di atas berarti qiraatuhu (bacaannya/cara membacanya). Jadi, kata itu adalah masdar menurut wazan (konjugasi) fu'lan dengan vokal u seperti ghufran dan syukran. Kita dapat mengatakan qara'tuhu, quran, qiraatan wa quranan, artinya sama saja. Di sini maqru' (apa yang dibaca) diberi nama quran (bacaan), yakni penamaan maf'ul dengan masdar.

Quran dikhususkan sebagai nama bagi kitab yang diturunkan kepada Muhammad saw. sehingga Quran menjadi nama khas bagi kitab itu, sebagai nama diri. Secara gabungan, kata itu dipakai untuk nama Quran secara keseluruhan, begitu juga untuk penamaan ayat-ayatnya. Maka, jika kita mendengar orang membaca ayat Quran, kita boleh mengatakan bahwa ia sedang membaca Alquran. "Dan, apabila dibacakan Quran, maka dengarlah dan perhatikanlah ...." (Al-A'raaf: 204).

Sebagian ulama menyebutkan bahwa penamaan kitab ini dengan nama Alquran di antara kitab-kitab Allah itu karena kitab ini mencakup inti dari kitab-kitab-Nya, bahkan mencakup inti dari semua ilmu. Hal itu diisyaratkan dalam firman-Nya yang artinya, "Dan, Kami turunkan kepadamu al-kitab (Quran) sebagai penjelasan bagi segala sesuatu." (An-Nahl: 89).

"Tiada Kami alpakan sesuatu pun di dalam al-kitab ini (Quran)." (Al-An'am: 38).

Sebagian ulama berpendapat bahwa kata Quran itu pada mulanya tidak berhamzah sebagai kata jadian. Mungkin karena ia dijadikan sebagai suatu nama bagi kalam yang diturunkan kepada Nabi saw. dan bukannya kata jadian dari qaraa atau mungkin juga karena ia berasal dari kata qarana asy-syai' bi asy-syai', yang berarti memperhubungkan sesuatu dengan yang lain atau juga berasal dari kata qaraain (saling berpasangan), karena ayat-ayatnya satu dengan yang lain saling menyerupai. Dengan demikian, huruf nun itu asli. Namun, pendapat ini masih diragukan, yang benar adalah pendapat yang pertama.


Secara Istilah Quran memang sukar diberi batasan-batasan dengan definisi-definisi logika yang mengelompokkan segala jenis, bagian-bagian, serta ketentuan-ketentuannya yang khusus: mempunyai genus, differentia, dan propium, sehingga definisi Quran memiliki batasan yang benar-benar kongkret. Definisi Alquran yang kongkret adalah menghadirkannya dalam pikiran atau dalam realita, misalnya kita menunjuk sebagai Quran kepada yang tertulis dalam mushaf atau terbaca dengan lisan. Untuk itu, kita katakan, "Quran adalah apa yang ada di antara dua buku," atau kita katakan juga, "Alquran adalah bismillaahir rahmaanir rahiim, alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin … minal jinnati wannaas."  

Para ulama menyebutkan definisi Alquran yang mendekati maknanya dengan membedakan dari yang lain dengan menyebutkan bahwa Alquran adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad saw. yang pembacaannya merupakan ibadah. Dalam definisi kalam merupakan kelompok jenis yang meliputi segala kalam. Dan, dengan menggabungkannya kepada Allah (kalamullah) berarti tidak termasuk semua kalam manusia, jin, dan malaikat.

Dan, dengan kata-kata yang diturunkan, maka tidak termasuk kalam Allah yang sudah khusus bagi milik-Nya. 

"Katakanlah, 'Sekiranya lautan menjadi tinta untuk menuliskan firman Rabku, akan habislah lautan sebelum firman Rabku habis ditulis, sekalipun Kami berikan tambahannya sebanyak itu pula." (Al-Kahfi: 109). 

"Dan, seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan menjadi tinta, ditambahkan sesudahnya tujuh lautan lagi, niscaya kalam Allah tidak akan habis-habisnya." (Luqman: 27).

Dan, membatasi apa yang diturunkan itu hanya kepada Muhammad saw., tidak termasuk apa yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya, seperti Taurat, Injil, dll.

Adapun yang pembacaannya merupakan suatu ibadah mengecualikan hadis-hadis ahad dan hadis-hadis qudsi--bila kita berpendapat bahwa yang diturunkan Allah itu kata-katanya--sebab kata-kata pembacaannya sebagai ibadah, artinya perintah untuk membacanya di dalam salat dan lainnya sebagai suatu ibadah, sedangkan qiraat ahad dan hadis-hadis qudsi tidak demikian halnya.

----

Di antara kemurahan Allah terhadap manusia adalah Dia tidak saja memberikan sifat yang bersih yang dapat membimbing dan memberi petunjuk kepada mereka ke arah kebaikan, tetapi juga dari waktu ke waktu Dia mengutus seorang rasul kepada umat manusia dengan membawa kitab dari Allah, dan menyuruh mereka beribadah hanya kepada Allah saja, menyampaikan kabar gembira, dan memberikan peringatan agar menjadi bukti bagi manusia.

"(Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (An Nisaa':165).

Perkembangan dan kemajuan berpikir manusia senantiasa disertai wahyu yang sesuai dan dapat memecahkan problematika yang dihadapi kaum setiap rasul, sampai perkembangan itu mengalami kematangannya. Allah menghendaki agar risalah Muhammad saw. muncul di dunia ini, maka diutuslah beliau saat manusia tengah mengalami kekosongan para rasul, untuk menyempurnakan "bangunan" saudara-saudara pendahulunya (para rasul) dengan syariatnya yang universal dan abadi, serta dengan kitab yang diturunkan kepadanya, yaitu Alquran.

Rasulullah saw. bersabda yang artinya, "Perumpamaan diriku dengan para nabi sebelumku adalah bagaikan orang yang membangun sebuah rumah. Ia kemudian membaikkan dan memperindah rumah itu, kecuali letak satu bata di sebuah sudutnya. Maka orang-orang pun mengelilingi rumah itu, mereka mengaguminya dan berkata, 'Seandainya bukan karena batu bata ini, tentulah rumah itu sudah sempurna.' Maka akulah batu bata itu, dan akulah penutup para nabi." (HR Muttafaqun 'Alaihi).

Alquran adalah risalah Allah kepada seluruh manusia. Banyak nas yang menunjukkan hal itu, baik di dalam Alquran maupun sunah. "Katakanlah, 'Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua ...." (Al-A'raaf: 158).

"Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Alquran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam." (Al Furqaan: 1).

Rasulullah saw. bersabda, "Setiap nabi diutus kepada kaumnya secara khusus, sedang aku diutus kepada segenap umat manusia." (HR Bukhari Muslim).

Sesudah Muhammad saw. tidak akan ada lagi kerasulan lain. "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah rasul Allah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (Al Ahzaab: 40). Maka, tidaklah aneh bila Alquran dapat memenuhi semua tuntutan kemanusiaan berdasarkan asas-asas pertama konsep agama samawi.

Dia telah mensyariatkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa, yaitu 'Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah-belah tentangnya ...." (Asy Syuuraa: 13).

Rasulullah saw. juga telah menantang orang-orang Arab dengan Alquran, padahal Alquran diturunkan dengan bahasa mereka, dan mereka pun ahli dalam bahasa dan retorikanya. Namun, ternyata mereka tidak mampu membuat apa pun seperti Alquran, atau membuat sepuluh surat saja, bahkan satu surah pun seperti Alquran. Maka, terbuktilah kemukjizatan Alquran dan terbukti pula kerasulan Muhammad.

Allah juga menetapkan untuk menjaga Alquran dan menjaga pula penyampaiannya yang beruntun, sehingga tak ada penyimpangan atau perubahan apa pun. Tentang Jibril yang membawa Alquran didasarkan pada firman Allah yang artinya, "Dia dibawa turun oleh ar-ruh al-amin (Jibril)." (Asy Syu'araa: 193).

Dan, diantara sifat Alquran dan sifat orang yang diturunkan kepadanya Alquran adalah "Sesungguhnya Alquran itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya. Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila. Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang. Dan Dia (Muhammad) bukanlah seorang yang bakhil untuk menerangkan yang gaib." (At Takwiir: 19--24).

"Sesungguhnya Alquran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan." (Al Waaqi'ah: 77--79).

Keistimewaan yang demikian ini tidak dimiliki oleh kitab-kitab yang terdahulu, karena kitab-kitab itu diperuntukkan bagi satu waktu tertentu. Maha Benar Allah dalam firman-Nya yang artinya, "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz-dzikr (Alquran), dan sesungguhnya Kamilah yang benar-benar akan menjaganya." (Al Hijr: 9).

Risalah Alquran di samping ditujukan kepada manusia, juga kepada jin. K"Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Alquran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan(nya) lalu mereka berkata, 'Diamlah kamu (untuk mendengarkannya).' Ketika pembacaan telah selesai, mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. Mereka berkata, 'Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Alquran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya ...'."(Al Ahqaf: 29--31). 



Dengan keistimewaan ini, Alquran memecahkan problematika manusia dalam berbagai segi kehidupan, baik rohani, jasmani, sosial, ekonomi maupun politik dengan solusi yang bijaksana. Karena, ia diturunkan oleh Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji. Pada setiap problem itu Alquran meletakkan sentuhannya yang mujarab dengan dasar-dasar yang umum yang dapat dijadikan landasan untuk langkah-langkah manusia, dan yang sesuai pula buat setiap zaman. Dengan demikian, Alquran selalu memperoleh kelayakannya di setiap waktu dan tempat, karena Islam adalah agama yang abadi. Alangkah menariknya apa yang dikatakan oleh seorang juru dakwah abad ke-14 ini, "Islam adalah suatu sistem yang lengkap; ia dapat mengatasi segala gejala kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, atau pemerintah dan bangsa. Ia adalah moral dan potensi atau rahmat dan keadilan; ia adalah pengetahuan dan undang-undang atau ilmu dan keputusan. Ia adalah materi dan kekayaan, atau pendapatan dan kesejahteraan. Ia adalah jihad dan dakwah atau negara dan ideologi. Begitu pula, ia adalah akidah yang benar dan ibadah yang sah."

Manusia yang kini hati nuraninya tersiksa dan akhlaknya rusak tidak mempunyai pelindung lagi dari kejatuhannya ke jurang kehinaan selain Alquran. "... barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." (Thaahaa: 123--124).

Kaum muslimin sendirilah yang membangun obor di tengah gelapnya sistem dan prinsip lain. Mereka harus menjauhkan diri dari segala kegemerlapan yang palsu. Mereka harus membimbing manusia yang kebingungan dengan Alquran sehingga terbimbing ke pantai keselamatan. Seperti halnya kaum muslimin dahulu mempunyai negara dengan melalui Alquran, maka tidak boleh tidak pada masa kini pun mereka harus memiliki bangsa dengan Alquran juga. 


Sumber: Studi Ilmu-Ilmu Quran , terjemahan dari Mabaahits fii 'Uluumil Qur'aan, Manna' Khaliil al-Qattaan. 


See also : 

Surat dari James - saudara Yesus : http://youtu.be/wUSRftbApZ0
tes kepalsuan Al Quran  : https://youtu.be/QS3uO2oVH0E
hijab bunda Maria bertuliskam bismillah  :  https://www.youtube.com/watch?v=oBev7HU6v3Q
Alquran mukjizat terbesar ?https://www.youtube.com/watch?v=oS2hteZ3rqM

mengapa Kabah ada di mekkah : https://www.youtube.com/watch?v=fNNc3_gc6kA
nama Allah pada peta dunia : https://www.youtube.com/watch?v=bGUi2z7_eXw
nama Allah di langit ITS : https://www.youtube.com/watch?v=VsD2DmIXXKg
gelar HAJI ... bolehkah ? : https://www.youtube.com/watch?v=ccCrjnf8tfU
apakah jilbab hanya untuk muslimah ? : https://www.youtube.com/watch?v=SalbBy7UIFE
Yesus sembahyang menghadap kiblat : https://www.youtube.com/watch?v=qFU6a626l3U
pemurtadan umat islam di malam tahun baru : https://www.youtube.com/watch?v=ZLAX6wHM81k
Promised Land untuk Arab atau Yahudi ? : https://www.youtube.com/watch?v=ahHHnhaQZhk
syariat islam menguntungkan non muslim : https://www.youtube.com/watch?v=k7gpo9Ir_28
Alkitab bertuliskan bismillah : https://www.youtube.com/watch?v=n8VG6VZVeM4
ternyata Yesus bersyahadat : https://www.youtube.com/watch?v=QzCNugcvO3s
ilmu hitam dan perdukunan : https://www.youtube.com/watch?v=PVWh_IZ3diE
nama Muhammad dalam Taurat : https://www.youtube.com/watch?v=RBRmJFBcmbs

Relaxation - Morning Forest : https://www.youtube.com/watch?v=I4Dh_FyOLaI
suara jangkrik : http://youtu.be/u0O7RiCmxhM

sesaji halal atau haram? : https://www.youtube.com/watch?v=d7Uo0pvY62g
daging biawak halal atau haram ? :  https://www.youtube.com/watch?v=sQjzyZ3y8-k

lagu beatles permalukan pendeta : https://www.youtube.com/watch?v=V47IH1yF2-w

InsyaAllah juga diajarkan di Alkitab Injil : https://www.youtube.com/watch?v=RW-GQKddGbw


=====================================================