Saturday 18 February 2017

Pemimpin yang Dinantikan

Pembangunan Gambaran Keberhasilan Kepemimpinan ?


Apakah benar pembangunan bisa jadi indikasi berhasilnya kepemimpinan seseorang ?

Sering, bahkan teramat sering kita mengira bahwa lajunya perkembangan suatu kota / negara bisa jadi
indikator keberhasilan atas kepemimpinan. Benarkah begitu ?

Coba anda bayangkan, jika ada tetangga kita memiliki rumah bertingkat, maka kita akan mengatakan bahwa dia seorang yang sukses. Jika ada tetangga kita memiliki mobil banyak maka kita akan mengatakan dia orang yang sukses. Apalagi jika memiliki uang banyak, maka dia dikatagorikan orang yang sukses. Benarkah begitu. Bisa benar bisa juga salah. Dikatakan benar, jika semua itu dilakukan dengan cara - cara yang benar dan sesuai aturan. Salah, jika itu semua didapat dengan cara yang menentang hukum.

Ambil contoh : KORUPTOR. Bukankah mereka memiliki rumah luas bertingkat, mobil mewah dan uang berlimpah?

Nah... bagaimana dengan pembangunan ?
Pesatnya pembangunan tidak bisa dijadikan barometer keberhasilan kepemimpinan seseorang.


Ambil contoh Raja Firaun. Dia adalah seorang pemimpin yang luar biasa, memiliki ketegasan dan keberanian luar biasa sehingga membawa peradaban mesir kuno menjadi salah satu peradaban terkemuka dalam sejarah dunia. Namun apakah masyarakat mesir saat itu memiliki pembangunan spiritual yang baik juga? Tentu saja tidak. Seperti kita ketahui semua, kemajuan pembangunan di kerajaan mesir membuat masyarakat mesir semakin angkuh dan sombong bahkan Firaun sendiri menobatkan dirinya sebagai Tuhan, hingga Allah mengutus nabi Musa kepadanya.

Contoh lainnya, Raja Babilonia. Dia adalah seorang raja yang hebat dalam kepemimpinan. Seperti juga Firaun, dia membawa peradaban babilon menjadi salah satu peradaban yang menakjubkan dalam sejarah manusia. Namun rakyat dan dirinya terjerumus dalam kekafiran.

contoh lainnya: Hitler, anda pasti sudah tahu apa yang dilakukan Hitler.


Nah, ternyata pesatnya pembangunan tidak bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan kepemimpinan. Karena yang utama dalam pembangunan adalah pembangunan sektor spiritualnya dengan kata lain, pembangunan akhlak dan moral penduduknya.


Mari kita lihat kota Las Vegas di Amerika. Itu adalah kota yang sangat maju, bahkan lebih maju dari
pada Jakarta. Tapi apa yang ada di Las Vegas? Itu adalah kota judi terbesar di dunia. Miras dilegalkan, bahkan prostitusi juga marak disana. Tidak salah jika kota ini disebut sebagai SIN CITY (kota dosa).


Lihat juga kota - kota modern di negara - negara maju. Pembangunan yang tak seimbang dengan pembangunan akhlak dan agama masyarakatnya, membuat tempat itu menjadi tempat yang subur bagi kemaksiatan. Bahkan pernikahan sejenis pun dilegalkan. Prostitusi dianggap biasa.....dan miras jadi budaya.....



Lalu apa yang jadi tolak ukur pembangunan dan kepemimpinan sukses ?

Tuhan telah memberikan contoh terbaiknya melalui para nabi dan rasul. 

Lihatlah bagaimana nabi Sulaiman membangun kerajaannya dengan pondasi akhlak dan tahuid yang sangat kuat. Dia membangun kerajaan dengan membangun iman kepada Allah, sehingga kerajaan itu bukan saja besar tapi juga mendapat berkah dari Allah.
Lihat bagaimana Daud membangun akhlak masyarakat Yahudi dengan agama yang baik kepada Allah.
Lihat bagaimana Ibrahim dan Ismail membangun peradaban Mekah dengan dasar akhlak tauhid kepada Allah.
Lihat bagaimana nabi Muhammad membangun akhlak masyarakat arab dengan tauhid yang kuat pada Allah.
Dan mereka semua sudah teruji keberhasilannya.

Bahkan, lihatlah sila pertama Pancasila "Ketuhanan Yang Maha Esa", yaitu membangun akhlak yang benar kepada Allah yang Tunggal (Esa), sebelum membangun manusia yang adil dan beradab, sebelum mempersatukan manusia Indonesia dan lain-lain.

Sehingga yang penting dan utama dalam pembangunan adalah pembangunan mental akhlak yang baik kepada Allah, sebelum pembangunan fisiknya.

Sebagai penutup, perlu saya katakan bahwa begitu pentingnya memilih pemimpin yang bisa menjunjung tinggi hukum - hukum Allah, bukan pemimpin yang hanya patuh pada aturan partai apalagi pemimpin yang menghina Tuhan. Karena partai bukanlah agama, dan partai tidak bisa menjamin nasib kita kelak di akhirat.

Semoga penjelasan ini bisa membuka mata hati dan pikiran kita dalam memilih pemimpin.

Salam damai....
Assalamuallaikum ....
Februari 2017
-----------------------------------------------

No comments:

Post a Comment