Sunday 13 December 2015

Islam Agama Teroris ?

Islam Agama Teroris ?

LIHAT videonya dihttps://youtu.be/ndq630ZERYI

Apakah benar Islam mengajarkan Teror ?
Sebagian dari kita sering mendengar bahwa muslim adalah teroris. Muslim adalah fanatik. Muslim adalah orang-orang gila. Muslim adalah pembunuh. Muslim adalah ekstrimis.

Inilah yang disebarkan kepada kalian, dan saya ingin memberitahu kalian pada beberapa kasus, hal itu memang benar. Dan tentu saja ada sebagian Muslim yang bukan hanya baru-baru ini, bahkan sebelum koran dan internet diciptakan, sebagian muslim ada yang melakukan hal itu. Mari kita lebih obyektif. Mari kita lihat sejarah dan lebih obyektif.

Bukankah orang-orang Kristen dan Yahudi juga melakukan hal yang sama?. Bukankah mereka juga melakukah semua itu?. Ya mereka melakukannya. Seorang kriminal tetaplah kriminal. Pendosa tetaplah pendosa. Tapi tidak pernah disebutkan di media bahwa orang-orang Kristen pedofil dijuluki "Kristen Pedofil".
Kalian tidak pernah melihat orang Kristen pembunuh dijuluki "Kristen Pembunuh" atau "Yahudi Pembunuh".

Timothy McVeigh tidak disebut sebagai "Teroris Kristen", Charles Manson tidak disebut sebagai "Kristen Pembunuh Masal". IRA tidak disebut sebagai "Organisasi Kristen Teroris".













Tapi faktanya mereka melakukan kejahatan terbesar dan terburuk. Mereka tidak disebut sebagai "Kristen Teroris". Tidak disebut sebagai "Kristen Fanatik".

Mengapa bisa begitu?. Mengapa jika seorang Muslim dituduh dan tuduhan itu belum tentu benar, dia belum tentu bersalah, maka dia dijuluki "Islam Fundamentalis" ? "Islam fanatik", "Islam Teroris".

Mengapa ?. Karena media dikendalikan oleh orang-orang yang ingin mengkambing hitamkan Muslim dan
Islam. Dan ini tidak adil !. Memang benar sebagian muslim memang bertanggung jawab atas sebagian kerusakan tentang Islam, sebagian kesalah pahaman tentang Islam, adalah hasil perilaku buruk sebagian orang Islam. Mari kita lebih adil dan obyektif.



Mari kita menganalisa sejarah dan bertanya, siapa yang terus menjalankan "perdagangan manusia internasional", yang menyebabkan 80.000.000 orang diperjual belikan seperti babi dan anjing selama lebih dari 400 tahun?.  
Yang melakukan itu BUKAN Muslim. Tapi orang Kristen, dan mereka tidak disebut sebagai 'Kristen Fanatik". Meskipun mereka adalah orang-orang Portugal, Spanyol, Amerika, Inggris, Perancis, semuanya adalah negara Kristen dan mereka bekerja sama dengan gereja katolik.



Ketika para penjelajah pergi ke Amerika Selatan dan merusak negara itu , membunuh penduduknya,
meracuni sumber daya alamnya, mereka diberkati oleh gereja dan sampai saat ini masih diberkati oleh gereja, dan tak ada yang menjuluki mereka sebagai "Kristen Teroris".








Ketika orang-orang Inggris datang ke benua Australia, sudah ada suku Aborigin yang hidup di sana. Tidak
bisa dikatakan menemukan sebuah negara ketika sudah ada orang yang tinggal di sana. Aku bisa saja datang ke rumah kalian dan mendirikan rumahku sendiri di dalam rumah kalian, kemudian aku mengatakan akulah yang menemukannya lalu mengusir kalian dari rumahmu. Bisakah seperti itu ?.




Ada suku Aborigin yang hidup di sana.
Dan mereka adalah pemilik sah benua Australia....mereka adalah penduduk asli sejak ribuan tahun di sana...
Mereka adalah orang AUSTRALIA ASLI




Bagi penduduk asli di Amerika, mereka disebut "suku Indian". Mereka tidak disebut sebagai "Orang
Amerika" tapi disebut sebagai "suku Indian".
Itu disebabkan ketika Colombus berlayar untuk menuju India, dia terdampar di benua yang sekarang disebut Amerika. Tapi sungguh beraninya mereka dan betapa sombongnya mereka, meskipun mereka tahu itu bukanlah India, masih saja mereka menyebut penduduk asli benua itu dengan julukan "suku Indian".



Dan hingga hari ini mereka menyebut penduduk asli Amerika dengan sebutan "suku Indian", tapi menyebut diri mereka sendiri yang pendatang dari Eropa sebagai orang Amerika". Dan hingga hari ini kalian menyebut penduduk asli Australia dengan sebutan "suku Aborigin", tetapi menyebut diri kalian yang pendatang dari Inggris sebagai "orang Australia".

Sekarang bagaimana negara itu direbut, karena kalian tidak diundang disana, tapi negara itu direbut dengan darah dan pembunuhan. TANPA KERAGUAN LAGI, INI ADALAH TERORISME MURNI.
Tapi tidak ada yang menyebut mereka "Kristen Teroris".

Sekarang mereka memiliki peradaban yang maju, Sydney, Brisbane, Melbourne, mereka juga punya olimpiade di sana, semuanya terlupakan sekarang, dan masih saja terorisme  yang dilakukan pemerintahnya berlanjut. Bagaiman nasib orang aborigin di Australia sebagai penduduk asli benua Australia? Adakah perdana mentrinya berasal dari orang aborigin ?



Saya tidak mengatakan terorisme yang dilakukan pemerintah atau individu adalah hal yang benar atau
bermoral,  karena hal itu tidak benar ! Itu tidak benar !.
Tapi di sisi lain kita tidak dapat menyebut sebagian orang di Afghanistan, atau sebagian orang di Chechnya, atau sebagian orang di Khasmir, atau sebagian orang di Palestina, atau sebagian orang di Somalia, atau sebagian orang di negara Afrika lainnya, atau sebagian orang di Indonesia, disebut sebagai teroris, hanya karena mereka mencari keadilan dan kebebasan dari penindasan. Kalian tidak bisa menyebut mereka teroris hanya karena mereka berjuang mencari kebebasan dari penindasan.








Jika kalian mengakui sejarah kalian sendiri, bahwa kalian melakukan hal yang sama, tapi kalian
membenarkannya, itu tidak adil. Kejahatan tetaplah kejahatan, tidak perduli itu dilakukan oleh individu, dilakukan oleh pemerintah, dilakukan oleh Muslim, oleh Kristen, oleh Hindu, oleh Budha, oleh konghuchu, oleh Atheis, oleh Komunis, oleh Kapitalis, siapapun orangnya, tidak perduli apapun warna kulitnya, kejahatan tetaplah kejahatan.

Kejahatan yang dilakukan oleh pemerintah tidak diperiksa, karena mereka punya kuasa. Pemerintah bisa memburu individu tertentu dan memeriksa mereka. Jadi masalah Islam atau Muslim dikatakan orang-orang fanatik adalah tidak adil, karena Islam adalah sistem  keimanan.

Ketika ditanya tentang terorisme, Abu Hamza Pierre Vogel (sarjana Jerman terkenal) mengatakan :
"- Siapa yang memulai perang dunia pertama? Apakah Muslim ?
- Siapa yang memulai perang dunia kedua? Apakah Muslim?
- Siapa yang menjatuhkan bom atom di Jepang? Apakah Muslim?
- Siapa yang membunuh lebih dari 100 juta jiwa Indian di Amerika Utara? Apakah Muslim?
- Siapa yang membunuh lebih dari 50 juta jiwa Indian di Amerika Selatan? Apakah Muslim?
- Siapa yang memperbudak 180 juta orang Afrika da 88% tewas dan dibuang di lautan Atlantik?        Apakah Muslim?
- Siapa yang menewaskan 20 juta Aborigin di Australia? Apakah Muslim?
- Siapa yang membantai rakyat Indonesia lebih dari 350 tahun? Apakah Muslim?
- Siapa yang membantai dan menjajah rakyat India? Apakah Muslim?
- Siapa yang membantai rakyat Vietnam? Apakah Muslim?
- Siapa yang membantai orang Yahudi di kamp pengungsian? Apakah Muslim?
    Dan hari ini anda akan melihat bahwa Muslim selalu menjadi korban. Lihatlah Burma, Yaman,        Suriah, Irak, Afghanistan, Palestina, Iran, dan negara-negara Islam lainnya."



Dan hari ini anda akan bisa berpikir lebih pintar dan lebih obyektif melihat persoalan, siapakah sebenarnya yang telah banyak melakukan kerusakan di dunia, apakah Muslim? Sejarah telah membuktikan dan mencatat bahwa pelaku kerusakan itu bukanlah Muslim.

Pelakunya adalah mereka yang hingga saai ini berteriak 'Teroris", tetapi sesungguhnya merekalah "Teroris Asli". Merekalah "Teroris" terorganisir.  TANPA KERAGUAN LAGI, MEREKA ADALAH TERORISME MURNI.

Dan hingga hari ini Muslim selalu dijadikan kambing hitam untuk menutupi mata dan pikiran kalian, serta agar kalian melupakan sejarah hitam mereka. Karena itulah, jadilah manusia yang pintar melihat persoalan dunia, lebih obyektif dan gunakan akal sehat.

Saya meminta maaf pada kalian, bukan maksud saya untuk mengungkit masa lalu dan menjelek-jelekkan kalian, tapi cobalah menjadi individu yang pintar.

Jadilah orang yang selalu terbuka akal dan pikiran.

Jadilah individu yang selalu objektif melihat persoalan dunia.

Jangan hanya percaya apa yang ditulis oleh media.

Sekali lagi, ... gunakan akal sehatmu. Bukalah pikiran dan hatimu.


Wassalam .....
Semoga bermanfaat.

Allahu Akbar...

Tiada Tuhan yang patut disembah selain  Allah.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sunday 22 November 2015

Islam vs Khmer Merah

Islam & Komunis  Khmer Merah


(Islam di Kamboja)


Lihat videonya di https://youtu.be/2YDyME-zZkc

Tahun 1977, Seng Kuoy tengah berkumpul bersama warga desa termasuk 15 perempuan dan anak-anak Cham. Tak disangka-sangka pasukan keamanan Khmer Merah menangkap orang-orang Cham. Tangan mereka diikat ke belakang. Seorang kader Khmer Merah memerintahkan Seng Kuoy untuk membawa orang-orang Cham ke pagoda yang menjadi basis pasukan rezim itu. Seng Kuoy menerima perintah untuk mendorong orang-orang itu dengan menggunakan gerobak sapi. Ia tidak berani menolak, karena sudah pasti akan dibunuh jika membangkang. Mereka mengeluarkan perintah dan ia harus mengikuti untuk mengantar Cham ke pagoda. Sejak saat itu Seng Kuoy tidak pernah melihat orang-orang Cham itu lagi.  

Kesaksian ini dituturkan Seng Kuoy di muka pengadilan kasus kekejaman rezim Khmer Merah awal september 2015. Hal serupa juga dituturkan Samrit Muy yang melayani milisi Khmer saat insiden 1977. menurutnya setiap kali Khmer Merah ingin membunuh orang, mereka akan dibawa ke pagoda dan memainkan musik dengan keras. 


Kaum muslim Cham tua atau muda , laki-laki maupun perempuan berbaris menuju pagoda. Setelah itu, dia tidak pernah lagi melihat orang-orang  Cham. . Mereka seolah menghilang tanpa bekas. 

Cham atau Champa, merupakan etnis minoritas terbesar di Kamboja. Lamboja atau Kampuchea adalah negara monarki konstitusional di kawasan asia tenggara. Mayoritas rakyatnya berasal dari etnis Khmer. Budha adalah agama  mayoritas disamping agama minoritas Katolik dan Islam. Islam sendiri masuk ke negeri ini pada abad ke 15 saat orang-orang Cham tersebar ke berbagai negara pasca kejatuhan kerajaan Champa. Agnes De Feo dalam Transnational Islamic Movement in Cambodia, dia menulis muslim mewakili sekitar 4% dari seluruh populasi negara. 



Komunitas muslim di Kamboja terbagi menjadi 2 kelompok dan mayoritas dipegang etnis Cham yang berasal dari Champa. Kemudian, ada etnis Chvea, yaitu Muslim Melayu yang hidup di bagian selatan negara itu. Kedatangan Chvea ke Kamboja berlangsung sebelum migrasi besar-besaran etnis Cham. Mereka awalnya para pedagang dari Semenanjung Melayu, Jawa, dan Sumatra, yang menetap di Kamboja sejak abad ke-14 Masehi.

Kehidupan etnis Cham di Kamboja relatif stabil. Mereka menjalin hubungan yang baik dengan penguasa. Pada 1950, Pemerintah Kamboja menjuluki etnis Cham- Melayu Muslim dengan Khmer Islam untuk memperkuat integrasi di tengah masyarakat. Kehidupan yang penuh harmonis itu berubah total pasca tragedi 1975.

Kekejaman Pol Pot di kamboja, tregedi  pergolakan dan pembantaian masal itu dibawah kekuasaan rezin Khmer Merah  yang dipimpin Pol Pot. Rezim berhaluan komunis ini, memerintah kamboja dapa periode 1975 hingga 1979 setelah berakhirnya perang saudara tahun 1970 - 1975. Sebelumnya Kamboja berada di penjajahan Perancis sejak awal abad ke 19.

 
Hussin Mutalib dalam bukunya Islam In South Asia menulis bahwa muslim kamboja tahun 1974 sekitar 550.000 orang. sebagian besar terkonsentrasi di utara ibukota Kamboja, Phnom Phenh. Provinsi Kampong  ada di sepanjang sungai Mekong. Menurutnya jumlah itu  menurun drastis pada masa Khmer Merah.

Salah satu versi catatan sejarah mengatakan, 70% dari populasi muslim telah dibantai. Sementara menurut data  Minority Right Group International, 1/3 muslim tewas dibawah rezim komunis Khmer Merah.

Tak dipungkiri, kekuasaan Khmer Merah menjadi sejarah kelam umat Islam di Kamboja. Rezim Khmer Merah menghapus undang-undang keberagamaan di Kamboja. Yang menderita bukan hanya umat Islam tapi juga umat beragama yang lain. Kekejaman meluas dibawah rezim Khmer Merah, dan semua agama dilarang. Tempat ibadah dan literatur agama dihancurkan. Khmer Merah melakukan penganiyayaan, pembunuhan, pemerkosaan serta pembakaran Al' Quran.

Seng Kuoy dari etnis Khmer sendiri mengisahkan, kaum Cham di desa-desa tetangganya dipaksa untuk meninggalkan agama mereka. Perempuan dari minoritas muslim Cham di negara itu sengaja jadi target pemerkosaan. Seorang muslim dari etnis Khmer membuat kesaksian, ada sebuah kejadian yang snagat brutal, keji dan memilukan. Pada suatu ketika seorang kader Khmer Merah melihat seorang wanita muslim Cham yang cantik. Kemudian ia membunuh suami perempuan itu, lalu 4 orang Khmer Merah memerkosa wanita malang itu sebelum mereka akhirnya membunuhnya. 


Dalam kesaksian berikutnya, dikisahkan bagaimana 10 wanita Khmer baik yang muslim maupun non muslim dipaksa menjadi budak seks untuk kelompok milisi muda Khmer Merah yang berhaluan komunis. Setelah 3 sampai 7 hari perkosaan, semua perempuan itupun dibunuh. 

Sebuah lembaga bantuan hukum lokal, 
Cambodian Defenders Project (CDP), 
melaporkan bahwa agama dicerca oleh Khmer Merah. Komunitas muslim jadi sasaran kekejaman karena perbedaan bahasa, makanan, pakaian dan cara berdoa. Dalam lingkungan Senofobia, kekerasan seksual muncul menjadi metode Khmer Merah untuk menekan kelompok minoritas. 

Mereka melakukan wawancara dengan 105 orang korban dan saksi, responden melaporkan pemerkosaan dan pelecehan seksual perempuan Cham menjadi hal yang lumrah. Mereka dibungkam dengan ancaman atau diperkosa sebelum dieksekusi.  

Sebuah buku karangan akademisi muslim Cham Farina So - The Hijab of Cambodia, Memories of Cham Muslim Women After The Khmer Rouge, juga merinci kasus wanita Cham yang dipaksa menikah dengan pria Khmer dengan tujuan memecah belah kelompok etnis. Salah satu korban mengungkapkan, ia dipaksa menikah dengan seorang Khmer Merah ketika usianya baru 10 tahun. 

Dari waktu ke waktu kekejaman rezim Khmer Merah terus meluas. Tapi hanya sedikit korban yang berani bicara karena takut menerima pembalasan. Saksi mata yang melihat insiden itupun memilih bungkam. 

Menurut Cambodian Genocide Program, penggalian terhadap sejumlah situs kuburan masal memperlihatkan lebih dari 1.700.000 rakyat tewas akibat eksekusi, kelaparan dan kerja paksa dibawah rezim komunis ini. Jumlah itu setara dengan 21 % dari total populasi negara. Lebih tinggi lagi, BBC menyebut sekitar 2.000.000 warga Kamboja mati dibawah kebijakan rezim Pol Pot dan kekejaman Khmer Merah. 

Seperti terekam dalam "The Killing Fields" (1984), generasi hari ini  masih dapat menemukan ladang-ladang pembantaian masal di negara itu. 


Sejarah adalah masa lalu sekaligus cermin masa depan. Rezim Khmer Merah tumbang setelah serangan pasukan Vietnam tahun 1979. Pasca kejatuhan Pol Pot, angin segar mulai dirasakan komunitas muslim dan rakyat Kamboja secara umum. Pada masa Pol Pot dapat  dikatakan hampir seluruh masjid yang berjumlah 113 buah di wilayah ini hancur. 

Atas bantuan lembaga Islam International,  sarana keagamaan itu kembali diperbaiki. Pemerintah Kamboja kini mengabadikan kebebasan beragama dalam konstitusi negara. 




Semoga kejadian keji dan tragis itu, tidak pernah terulang lagi. 
Amin....









(Terimakasih kepada Suara Muslim FM - Surabaya)

========================================================================

,


 

Friday 2 October 2015

Ismail atau Ishak yang dokorbankan Ibrahim ?

Menelusuri sejarah Idul Adha, Ismail atau Ishak ?


Dari Surah Ash Shaffat (37) ayat 99 sampai dengan ayat 113:
99 Dan Ibrahim berkata: Sesungguhnya aku pergi menghadap Tuhanku dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku.
100. Wahai Tuhanku, anugerahilah aku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh;
101. Maka Kami gembirakan dia dengan (kelahiran) seorang anak yang amat sabar.
102. Maka tatkala anak itu telah sampai pada usia dapat membantu bapaknya, berkatalah Ibrahim : ‘Wahai anakku sayang, sesungguhnya aku melihat didalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Untuk itu bagaimanakah pendapatmu ?’ Anaknya menjawab: ‘Hai Bapakku, laksanakanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapati aku termasuk golongan orang-orang yang sabar’.
103. Maka tatkala keduanya (bapak dan anak) telah menyerahkan diri (kepada Allah) dan Ibrahim telah merebahkan anaknya diatas pipinya (ditempat penyembelihan dan hampir menyembelihnya).
104. Maka Kami panggillah dia, ‘Wahai Ibrahim’ (Janganlah engkau lanjutkan perbuatan itu.)
105. Sungguh, engkau telah membenarkan (melaksanakan perintahKu dalam) mimpi itu. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”
106. “Sesungguhnya (perintah penyembelihan) ini benar-benar suatu ujian yang nyata,
107. Dan Kami tebus sembelihan itu dengan sembelihan yang agung,
108. dan Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian) dikalangan orang-orang yang datang kemudian.
109. Yaitu, Kesejahteraan yang senantiasa dilimpahkan atas Ibrahim.”
110. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik,
111. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
112. Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq, seorang Nabi yang termasuk orang-orang yang saleh,
113. Dan Kami limpahkan keberkatan atasnya (Ismail) dan atas Ishaq. Dan diantara anak cucu mereka berdua, ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang zhalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.”
Nabi Ibrahim a.s adalah seorang Nabi yang mumpuni dan penuh berkah dari Allah, dimana beliau sejak kecilnya didalam pencarian jati diri kebenaran sosok Tuhannya, telah mempergunakan kekuatan akal pikirannya serta hati nuraninya, dimulai dari ketidak puasannya terhadap berhala-berhala yang dibuat oleh bapaknya sendiri dan dijadikan sesembahan kaumnya masa itu (Lihat dalam Qs. 37:83-93), juga ketidak puasannya terhadap hal-hal yang semula dianggapnya Tuhan namun kemudian dinisbikannya sendiri karena bertentangan dengan akal pikirannya (Lihat kisah Nabi Ibrahim dalam pencarian Tuhan pada Qs. 6:75-79
Keberimanan Ibrahim kepada Allah yang Esa yang tidak terbagi menjadi potongan-potongan kecil kemakhlukan telah membuatnya berlepas diri terhadap kaumnya dan bahkan juga bapaknya (Qs. 60:4 dan Qs. 19:41-48) yang sampai pada puncaknya penghancuran seluruh berhala sesembahan mereka (Qs. 21:57-58) sehingga dikorbankanlah Ibrahim kedalam satu hukuman pembakaran yang berkat rahmat dari Allah, keselamatan dilimpahkan kepada Nabi agung ini dan api tidak mampu menembus kulitnya yang mulia itu. (QS. 21:61-69
Selanjutnya keberimanan yang tulus dan penuh tanpa syarat setelah beliau mendapatkan kebenaran tersebut dengan Allah, Ibrahim kembali diuji oleh Allah, setelah sekian lamanya beliau berumah tangga dengan Sarah tidak ada tanda-tanda istrinya ini akan menjadi hamil, sehingga diluar statusnya selaku seorang Nabi, Ibrahim tetaplah seorang manusia yang memiliki keinginan untuk mempunyai keturunan sebagai suatu fitrah yang ada pada diri setiap laki-laki dan suami kepada masa depan penerusnya. 
Ibrahim berdoa kepada Allah agar beliau dianugerahi seorang anak yang saleh (Qs. 37:99-100), dan pada bagian ayat berikutnya dijelaskan bahwa permintaan Ibrahim ini dikabulkan oleh Allah dengan diberinya seorang putra yang telah lama dinanti-nantikannya melalui istri keduanya Hajar, Bible dalam Kitab Kejadian 16:11 telah pula menegaskan dan menguatkan kisah yang dipaparkan oleh Qur’an ini.

“And again: Behold, said he, thou art with child, and thou shalt bring forth a son: and thou shalt call his name Ismael, because the Lord hath heard thy affliction.”(Genesis 16:11 from Douay)



Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang masalah beratmu itu. (masalah beratmu = On-ee’ = trouble, depression. sumber : Strong’s Hebrew and Greek Dictionaries code : H6040)


Sarah sebagai istri pertama dari Ibrahim telah memberikan persetujuan kepada suaminya untuk menikahi Hajar (Kitab Kejadian 16:2-3), dari Hajar ini lahirlah putra pertama Ibrahim yang bernama Ismail disaat usia Ibrahim kala itu 86 tahun (Kitab Kejadian 16:16).

“And Sarai said unto Abram, Behold now, Lord hath restrained me from bearing: I pray thee, go in unto my maid; it may be that I may obtain children by her. And Abram hearkened to the voice of Sarai. And Sarai Abram’s wife took Hagar her maid the Egyptian, after Abram had dwelt ten years in the land of Canaan, and GAVE HER TO HER HUSBAND ABRAM TO BE HIS WIFE.”
(Genesis 16:2-3 from “The Restored Name King James Version of the Scriptures”)



Berkatalah Sarai kepada Abram: “Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak.” Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai. Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, –yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan–,lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya. (istilah menjadi isterinya = ish-shaw’, naw-sheem’ = together, wife, woman. sumber : Strong’s Hebrew and Greek Dictionaries code : H802)
“And Abram was fourscore and six years old, when Hagar bare Ishmael to Abram.”
(Genesis 16:16 from “The Restored Name King James Version of the Scriptures“)
Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya.

Kisah ini bersesuaian dengan al-Qur’an pada surah Ash Shaafaat 37:101
" Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar".

 Dan Injil pada kitab Kejadian 21:ayat 5 : 
"Adapun Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya, lahir baginya". 


Jadi beda antara usia Ismail dan Ishak adalah 14 tahun.
Suatu perbedaan usia yang cukup jauh. 
 
Pada ayat al-Qur’an berikutnya, yaitu surah Ash Shaafaat 37: 102 : 

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."


Disebutkan bahwa tatkala usia anak yang dilahirkan pertama tersebut, dalam hal ini adalah Ismail sudah mencapai usia yang cukup untuk mengerti, maka Allah mengadakan ujian bagi Ibrahim antara kecintaannya terhadap Allah dan kecintaannya terhadap anak yang selama ini sudah dia nanti-nantikan. 
Kisah ini jika kita kembalikan pada Injil, sangat bersesuaian, dimana pada usia Ismail yang sudah lebih dari 10 tahun itu, beliau sudah cukup mengerti untuk berpikir dan tengah meranjak menuju kepada fase kedewasaan. 
Ibrahim yang mendapatkan perintah dari Allah itu, melakukan dialog tukar pikiran dengan putranya mengenai pengorbanan yang diminta oleh Allah terhadap diri anaknya ini. Dan kisah yang ini sama sekali bertentangan dengan kisah Injil yang menyebutkan Ibrahim telah membohongi putranya.

“He said to him: Take thy only begotten son Isaac, whom thou lovest, and go into the land of vision: and there thou shalt offer him for a holocaust upon one of the mountains which I will show thee.”
(Genesis 22:2 from Douay)

Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.”

Dari sini kita lihat sudah, bahwa Kitab Kejadian 22:2 sudah mengalami distorsi dengan penyebutan anak tunggal itu adalah Ishak (Isaac/ yits-khawk’).

Pada Kejadian 16:16 diterangkan pada waktu Hagar memperanakkan Ismail bagi Abram, ketika itu umur Ibrahim 86 tahun.
Pada kejadian 21:5 disebutkan pada waktu Ishak lahir maka umur Ibrahim 100 tahun.
Berdasarkan kedua ayat itu, maka anak Ibrahim yang lahir lebih dahulu ialah Ismail
Jika Kejadian 22:2 menerangkan bahwa firman Tuhan kepada Ibrahim untuk mengorbankan “anak tunggal”, jelas pada waktu itu anak Ibrahim baru satu orang yaitu Ismail.
Adapun anak yang baru seorang ini sudah tentu anak yang lahir pertama atau yang lahir lebih dahulu. Dan anak Ibrahim yang lahir pertama ini ialah Ismail. Jadi Kejadian 22:2 yang menyebutkan “anak tunggal” itu Ishak, jelas merupakan sisipan atau penggantian yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu
Apabila pada Kitab Kejadian 16:16 dan Kitab Kejadian 21:5 anak Ibrahim pada waktu itu sudah dua orang, yaitu Ismail dan Ishak … mengapa pada Kejadian 22:2 disebutkan “anak tunggal” ? 
Yang berarti bahwa anak Ibrahim baru satu orang, lalu kemana anak yang satunya lagi?.

 Padahal kedua anak tersebut masih sama-sama hidup, sehingga pada waktu Sarah (ibu Ishaq) wafat, kedua anak Ibrahim itu, yakni Ismail dan Ishaq sama-sama hadir mengurus jenasah Sarah. 
Jadi seharusnya ayat yang menerangkan kelahiran Ishaq itu letaknya sesudah ayat pengorbanan, sehingga setelah ayat pengorbanan lalu diikuti oleh ayat kelahiran Ishak. 

Inilah yang disebut dengan “tahrif” oleh al Qur’an, yaitu mengubah letak ayat dari tempatnya yang asli ketempat lain sebagaimana yang disitir oleh Surah An Nisa’ ayat 46 :
“Diantara orang-orang Yahudi itu, mereka mengubah perkataan dari tempatnya …”
(Qs. an-Nisa’ 4:46)
Dengan begitu semakin jelas saja bahwa Bible mengandung tahrif (pengubahan, penambahan, pengurangan dsb), dan jelas pula bahwa kitab yang sudah diubah-ubah itu tidak dapat dikatakan otentik dari Tuhan melainkan merupakan kitab yang terdistorsi oleh ulah tangan-tangan manusia. 
Setelah ternyata Ibrahim lebih mengutamakan kecintaan dan kepatuhannya kepada Allah, maka Allah melimpahkan rahmat-Nya yang sangat besar kepada Ibrahim juga Allah telah meluluskan doa Ibrahim sebelumnya agar memperoleh anak yang saleh, yaitu putra tunggalnya, Ismail. 
Ismail ini juga mengikuti jejak langkah bapaknya selaku manusia yang menyerahkan diri kepada Allah secara penuh tanpa syarat yang kelak akan menjadi salah seorang penerus kenabian Ibrahim sebagaimana dinyatakan didalam kitab suci AlQur’an pada  

Quran surah Maryam 19: ayat 54 : 
Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi.
Quran surah An Nisaa 4: ayat 163 :
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.
 


Quran Surah Al An'aam 6: ayat 86 : 
dan Ismail, Alyasa', Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya),
 

Quran Surah Al Anbiyaa 21: ayat 85 :
Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar.
 


Quran Surah Shaad 38: ayat 48 :
 Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa' dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik. 

 
  dan bagi Ismail sendiri juga didalam Injil pun dinyatakan bahwa Allah telah mengabulkan permintaan Ibrahim akan hal diri Ismail dan bahkan dijadikan Allah keturunan Ismail ini sebagai suatu bangsa yang besar.
Lihat  
Kitab Kejadian 17: ayat 20 :
 "Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar ".


Kitab Kejadian 21: ayat 13 :
"Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena ia pun anakmu." 

Kitab Kejadian 21: ayat 18
"Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar". 

 Secara panjang lebar pembahasannya silahkan baca juga artikel kristologi berjudul : Tafsir Kitab Kejadian.
Setelah kisah pengorbanan putra tunggalnya kala itu tersebut, Ibrahim kembali digirangkan oleh Allah dengan mendapatkan seorang putra dari Sarah dimana waktu itu, baik menurut al-Qur’an sendiri maupun Bible, sebelumnya Sarah sempat merasakan pesimis mengingat usianya yang sudah lanjut, sementara Ibrahim sendiri sudah memiliki putra dari Hajar 14 tahun sebelumnya, dikala usia Ibrahim 86 tahun. 
Al-Qur’an Surah Ibrahim 14 ayat 39 melukiskan betapa Ibrahim merasa bersyukur sekali dengan dua putranya ini (yaitu Ismail dan Ishak) sebagai suatu karunia baginya yang sudah berusia lanjut. 
Pengusiran Ismail dan Ibunya, Hajar yang dilakukan oleh Sarah sebagaimana yang dimuat didalam Bible terjadi pada waktu Ishak disapihkan karena ketakutan Sarah akan ikut terjatuhnya warisan ketangan Ismail yang juga merupakan putra dari Ibrahim (Lihat Kejadian 21:8-10).

“And the child grew and was weaned: and Abraham made a great feast on the day of his weaning. And when Sara had seen the son of Agar the Egyptian playing with Isaac her son, she said to Abraham: Cast out this bondwoman, and her son: for the son of the bondwoman shall not be heir with my son Isaac.”
(Genesis 21:8-10 From Douay)

Bertambah besarlah anak itu dan ia disapih, lalu Abraham mengadakan perjamuan besar pada hari Ishak disapih itu. Pada waktu itu Sara melihat, bahwa anak yang dilahirkan Hagar, perempuan Mesir itu bagi Abraham, sedang main dengan Ishak, anaknya sendiri. Berkatalah Sara kepada Abraham: “Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak.”

Hal ini sebenarnya bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh Bible dalam ayat lainnya yaitu Kiyab Ulangan 21: ayat 14 sampai 17.
And Abraham rose up early in the morning, and took bread, and a bottle of water, and gave it unto Hagar, putting it on her shoulder, and the child, and sent her away: and she departed, and wandered in the wilderness of Beersheba.

And the water was spent in the bottle, and she cast the child under one of the shrubs. And she went, and sat her down over against him a good way off, as it were a bowshot: for she said, Let me not see the death of the child. And she sat over against him, and lift up her voice, and wept. And Elohim heard the voice of the lad; and the angel of Elohim called Hagar out of heaven, and said unto her, What aileth thee, Hagar? fear not; for Elohim hath heard the voice of the lad where he is.
(Genesis 21:14-17 from “The Restored Name King James Version of the Scriptures”)


Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba.
Ketika air yang dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak, dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, sebab katanya: “Tidak tahan aku melihat anak itu mati.” Sedang ia duduk di situ, menangislah ia dengan suara nyaring. Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, kata-Nya kepadanya: “Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring. Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar.” (istilah dibuangnyalah anak itu = shaw-lak’ yeh’-led. shaw-lak’ = adventure, cast (away, down, forth, off, out), hurl, pluck, throw. yeh’-led = boy, child, fruit, son, young man (one). sumber : Strong’s Hebrew and Greek Dictionaries code : H7993 dan H3206)

Kenapa bertentangan ?
Ishak ketika disapih berusia sekitar 2 tahun, sementara Ismail 16 tahun dan saat terjadi pengusiran atas Ismail dan ibunya ini telah terjadi konflik baru dalam ayat-ayat Bible, Kitab Kejadian 21: ayat 8 sampai 10 bertentangan dengan Kitab Kejadian 21: ayat 14 sampai 21. 

Dimana dalam ayat itu digambarkan seolah-olah Ismail masih berupa seorang bayi yang digendong dibahu ibunya seperti pada kitab Kejadian 21: ayat 14

Kemudian Ismail yang menurut Bible sendiri saat itu sudah berusia 16 tahun yang berarti sudah cukup dewasa, kembali digambarkan bagai anak kecil yang mesti dibaringkan dibawah pokok serumpunm seperti pada kitab Kejadian 21: ayat 15, lalu diperintahkan untuk diangkat, digendong seperti pada kitab Kejadian 21: ayat 18.

 
Bagaimana mungkin, Hagar yang seorang perempuan, harus menggendong seorang anak laki-laki “tua” yang berusia 16 tahun?.
 
Kemudian disambung pada kitab Kejadian 21: ayat 20 seolah Ismail masih sangat belia sekali sehingga dikatakan “…Allah menyertai anak itu, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah”
Jadi dari sini saja sudah kelihatan telah terjadi kerusakan dan manipulasi sejarah dan fakta yang ada pada ayat-ayat Bible. 

Dalam sejumlah perdiskusian dimilis Islamic Network dan Milis_Iqra, umat Kristen membantah kalimat “untuk diangkat, digendong … ” yang termuat didalam Bible adalah dalam bentuk kiasan, jadi disana jangan diartikan secara harfiah, karena maksud yang ada pada ayat itu bahwa nasib hidup dan makan dari Ismail ada dipundak Hagar. 
Padahal jika kita mau melihat kedalam konteks ayat-ayat aslinya, akan nyatalah bahwa apa yang dimaksudkan dengan bentuk kiasan tersebut sama sekali tidak menunjukkan seperti itu.
 
Mari kita buktikan :
 
Kitab Kejadian 21: ayat 14 :
Maka bangunlah Ibrahim pada pagi-pagi hari, lalu diambilnya roti dan sebuah kirbat yang berisi air, diberikannya kepada Hajar, ditanggungkannya pada bahunya dan anak tersebut, lalu disuruhnya pergi. Maka berjalanlah ia lalu sesatlah ia dalam padang birsjeba.
(Alkitab LAI terbitan Djakarta 1963)

 
Didalam Bible berbahasa Inggris saya kutipkan adalah demikian :
“And Abraham rose up early in the morning, and took bread, and a bottle of water, and gave it unto Hagar, putting it on her shoulder, and THE CHILD, and sent her away: and she departed, and wandered in the wilderness of Beer-sheba.
(Genesis 21:14 from “The Restored Name King James Version of the Scriptures”)

 
“So Abraham rose up in the morning, and taking bread and a bottle of water, put it upon her shoulder, and delivered the boy, and sent her away. And she departed, and wandered in the wilderness of Bersabee.”
(Genesis 21:14 from Douay)

 
And Abraham rose up early in the morning, and took bread, and a bottle of water, and gave it unto Hagar, putting it on her shoulder, and the child, and sent her away: and she departed, and wandered in the wilderness of Beersheba. (Genesis 21:14 from KJV with Strong’s Numbers)
Jadi jelas bahwa Ibrahim mengambil roti dan sebuah kirbat yang berisi air lalu memberikannya kepada Hagar dengan meletakkan keduanya itu diatas pundak Hagar bersama Ismail yang jelas sudah lebih dulu ada dalam dukungannya lalu menyuruh Hagar pergi. 
# Lihat kalimat bahasa Inggris tidak menyebutkan Hajar dan Ismail tetapi hanya menyebutkan kata “…and sent HER away: and SHE departed, and wandered” (shaw-lakh’ haw-lak’ taw-aw’)
 
Jadi jelas yang diusir dan berjalan serta tersesat disana adalah Hajar sendirian, sebab Ismail ada dalam gendongan Hajar, bukankah mustahil anak berusia 16 tahun digendong?.

 Berapa berat dari tubuh Ismail yang sudah 16 tahun?.
 Berapa berat dari tubuh Hajar yang perempuan sehingga memiliki kemampuan untuk menggendong anak 16 tahun dan membawanya berjalan jauh?.
 
Lalu kita lanjutkan pada kalimat berikutnya
“Hatta, setelah habislah air yang didalam kirbat itu, maka dibaringkannyalah budak itu dibawah pokok serumpun.”
(Alkitab LAI terbitan Djakarta 1963: Kejadian 21:15)

 
“And the water was spent in the bottle, and SHE CAST THE CHILD under one of the shrubs.”
(From “The Restored Name King James Version of the Scriptures”)
“And when the water in the bottle was spent, SHE CAST THE BOY under one of the trees that were there.”
(From Douay

 
Jadi semakin jelas, ketika air didalam kirbat sebagai bekal sudah habis, lalu Ismail (yang secara jelas disebut sebagai THE CHILD dan THE BOY yang digendong itu diturunkan dari tubuhnya dan dibaringkan dibawah pohon. 

Apakah masih mau bersikeras dengan mengatakan kalau kata “menggendong atau memikul”
THE CHILD disana bukan dalam arti yang sebenarnya ? 
Lalu kita lihat sendiri pada ayat-ayat berikutnya dimana Hagar akhirnya mendapatkan mata air dan memberi minum kepada anaknya (THE CHILD) yang menangis kehausan lalu anak tersebut dibawah bimbingan Tuhan meranjak dewasa, jadi anak itu pada masa tersebut belumlah dewasa, padahal usianya kala itu sudah hampir 17 tahun. 
Bagi Ishak sendiri, beliau pun dijanjikan oleh Allah menjadi seorang Nabi yang hanif sebagaimana ayah dan juga saudara tuanya, Ismail, dimana nantinya dari Ishak ini akan terlahir Ya’qub yang kelak menjadi bapak bagi bangsa Israil. 
Kepada rekan-rekan dari kalangan Kristiani saya meminta maaf, saya bukan hendak menggurui anda-anda semua atau juga hendak mengadakan pelecehan, tetapi kita sekarang berbicara masalah kebenaran dan keobjektifitasan yang bisa sama-sama kita saksikan. 
Saya dapat memahami jika umat Kristen tetap pada pendirian bahwa al-Qur’an salah dan Bible sajalah yang benar, sebab memang dasar pijakan anda ada pada Bible sehingga apapun keyakinan anda maka tidak akan jauh dari apa yang dikatakan oleh Bible.

“Kebenaran itu adalah dari Tuhan-mu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.”
(Qs. Al-Baqarah 2:147)
“Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka manfa’atnya bagi diri sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya.”
(Qs. Al-An’am 6:104)
“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.”
(Qs. al-Hajj 22:46)
“Dan sesungguhnya Kami telah menjadikan isi neraka itu beberapa banyak dari Jin dan manusia, yang mempunyai hati tetapi tidak untuk mengerti dengannya, mempunyai mata tidak untuk melihat dengannya dan mempunyai telinga tidak dipergunakan untuk mendengarkan; mereka itu seperti binatang, malah mereka lebih sesat.”
(Qs. al-A’raaf 7:179)
“Sekalipun melihat, mereka tidak melihat. Sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.”
(Matius 13:13)
Catatan : Seluruh versi Bible yang digunakan dalam artikel ini bisa didownload pada alamat www.e-sword.net dengan modul-modul sesuai yang tercantum dan boleh dibuktikan sendiri atau didebat jika memang ada kesalahan.


Salamun 'ala manittaba al Huda

Terima kasih untuk : ARMANSYAH




PERHATIAN : Posting ini boleh diteruskan kemana saja selama itu bermanfaat bagi kemaslahatan umat Islam dan pencerahan kepada semua orang yang membutuhkannya dengan tetap menyertakan sumber pengambilannya dengan lengkap agar siapapun yang ingin secara langsung mendiskusikan ataupun melakukan sanggahan-sanggahan dapat menghubungi penulis secara langsung dan tidak membuatnya bingung yang bisa jadi menghalangi semangat pembelajarannya terhadap kebenaran yang sudah sampai.


Copyright hanya ada pada ALLAH, sumber semua kebenaran




Mengapa menghadap Kiblat ?


Kenapa Sholat harus menghadap Ka’bah ?

Kenapa Sholat dan Haji Harus berkiblat kearah Ka’bah ?

Islam adalah ajaran yang rasional, penyembahan kepada Allah semesta alam yang Maha Ghaib pada dasarnya tidak mungkin ditujukan hanya kepada satu tempat tertentu saja apalagi Allah berada dimana-mana dan selalu mengawasi setiap gerak dan diri kita.

Dan kepunyaan Allah sajalah Timur dan Barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui. (Qs. Al-Baqarah 2:144)

Jika halnya secara praktek dilapangan umat Islam mengarahkan sholat mereka kearah Ka’bah dimasjid al-haram itu tidak serta merta diartikan sebagai suatu simbol penyembahan pada berhala yang berupa susunan batu hitam, namun semata-mata untuk menjadikan Ka’bah itu suatu kesatuan tujuan dalam beribadah kepada Tuhan Yang Maha Satu.

Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (ka’bah)  (Qs. Al-Quraisy 106:3) 

Dengan demikian didalam Islam tidak terjadi perbedaan antara satu bangsa yang menganut Islam dengan bangsa lainnya yang juga menganut Islam mengenai tata cara peribadatan dan arah penghadapannya. Kita bisa menarik kesamaan dalam kasus ini dengan Garuda Pancasila yang digunakan sebagai lambang negara kesatuan Republik Indonesia.

Dimana Garuda Pancasila adalah simbol pemersatu bangsa yang memiliki aneka adat istiadat, budaya, suku dan agama sebagaimana bisa kita lihat slogan pada kaki Garuda Pancasila : Bhineka Tunggal Ika.; Tetapi apakah berarti Garuda Pancasila menjadi sesembahan bangsa Indonesia ? Tentu saja tidak, karena dia hanya sebatas simbol pemersatu semata.

Meski begitu, analogi Garuda Pancasila dan Ka’bah tadi tidak bisa disamakan dalam kasus penyembahan patung Yesus dan Bunda Maria seperti yang dijumpai dalam tradisi Kristen, karena mereka pada dasarnya memang menyembah dan meminta tolong kepada obyek yang dipatungkan itu dan mereka tidak menganggap patung-patung tersebut sebagai simbol pemersatu sebagaimana posisi Ka’bah bagi umat Islam. Dengan demikian kasus penyembahan terhadap patung seperti ini masuk dalam kategori menyembah berhala.


 Adapun setiap umat sebelum kenabian Muhammad telah dinyatakan memiliki kiblat sholat masing-masing dan ini pun logis, kiblat Nabi Nuh bisa saja berbeda dengan kiblat Nabi Musa begitu seterusnya, hal ini tidak lain karena dakwah masing-masing Nabi dan Rasul sebelumnya hanya terbatas pada daerah kaumnya saja sehingga belum diperlukan adanya kesamaan arah kiblat bagi mereka semua.



Dan bagi tiap-tiap ummat ada kiblatnya dimana ia menghadap kepadanya.- (Qs. Al-Baqarah 2:148) 

Berbeda kasusnya manakala Nabi Muhammad diutus kepada semua bangsa, semua daerah dan kesetiap suku menembus adat tradisi dimasing-masing daerah. Perbedaan bisa menjadi suatu perselisihan yang besar apalagi bila perbedaan itu justru menyangkut tata cara penyembahan terhadap Tuhan.

Hal ini sebenarnya pun sudah disebutkan oleh Nabi Yesaya seperti yang ada didalam Injil :

Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN dan pujilah Dia dari ujung bumi! Baiklah laut bergemuruh serta segala isinya dan pulau-pulau dengan segala penduduknya. Hendaklah padang gurun dan segala negrinya menyaringkan suaranya, demikian pula seluruh desa yang didiami orang-orang Kedar ! (Kitab Perjanjian Lama : Yesaya pasal 42 ayat 10 s.d 11)

Disini disebutkan nama Kedar (al-Ghadir), yaitu nenek moyang dari Nabi Muhammad Saw yang terlahir dari Nabi Ismail sebagai putra Nabi Ibrahim as. Bahwa Allah melalui Nabi Muhammad Saw akan menyatukan seluruh Tanah Arabia, menyatukan seluruh keturunan Kedar, mempersatukan seluruh generasi Ibrahim as, bersama dengan seluruh umat manusia dari seantero dunia dalam rangkaian ibadah Haji dirumah Allah, Ka’bah, Mekkah al-Mukarromah sebagaimana terdapat dalam nubuat kitab Yesaya pasal 60 ayat ke-7: Segala domba Kedar dikumpulkan kepadamu, segala domba jantan Nebayot dihantar akan gunamu, sekalian itu naik keatas mezbah-Ku, dipersembahkan dengan keridhoan hati, maka rumah-Ku yang mulia itu (Ka’bah) akan Ku permuliakan pula.

Penafsiran Ka’bah sebagai rumah Allah yang terdapat dalam Yesaya 60:7 diatas kita sandarkan sendiri terhadap ayat Kitab Yesaya ke-11 dalam pasal yang sama :“Maka segala pintu gerbangmu pun akan terbuka selalu, baik siang malam tiada ia itu ditutup, supaya dibawa masuk kepadamu akan tentara orang-orang kafir dan segala rajanya pun diantar.”


 Ayat ke-11 ini kita tafsirkan sesuai kenyataan yang berlaku dihadapan kita, bahwa kota Mekkah al-Mukarromah dimana Ka’bah sebagai Rumah Allah senantiasa terbuka untuk orang-orang yang ingin melakukan ibadah kepada Allah, untuk orang-orang yang sadar dari segala kekafirannya, baik tua,  muda, besar, kecil, rakyat hingga raja tanpa membedakan ras, suku, golongan maupun pangkat kedudukan duniawiah mereka. Seluruhnya bercampur menjadi satu umat dihadapan Allah, sebab Allah tidak akan menilai semuanya itu kecuali taqwa mereka kepada-Nya.

Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. (Qs. Al-Hujuraat 49:13)

Dan ketika Kami menjadikan rumah itu (yaitu Ka’bah) tempat berkumpul bagi manusia … (Qs. Al-Baqarah 2:125)

Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat bagi manusia… (Qs. Al-Ma’idah 5:97)

Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan berkendaraan yang datang dari segenap penjuru yang jauh. (Qs. Al-Hajj 22:27)

Kemudian pada awal kitab Yesaya pasal 42:10 disebutkan “Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN…”  

 Suatu lagu baru adalah merupakan senandung doa pujian kepada Allah dalam bentuknya yang lain. Dalam hal ini “bentuk yang lain” yang dimaksudkan merefer pada kitab Yesaya pasal 28: 11 serta kitab Zefania pasal 3:9 yang terdapat dalam alkitab : Maka sebab itu Dia pun akan berfirman kepada bangsa ini dengan logat yang asing dan dengan bahasa yang lain. – Kitab Perjanjian Lama : Yesaya 28:11

Tetapi pada masa itu Aku akan mengaruniakan kepada semua bangsa lidah yang suci; supaya mereka itu sekalian menyebut nama Tuhan. Melayani-Nya dalam satu persamaan. – Kitab Perjanjian Lama : Zefania 3:9

Dengan demikian, “Nyanyian baru bagi Tuhan” yang dimaksud oleh Yesaya 42:10 ini adalah doa dan pujian yang berasal dengan logat dan bahasa yang lain daripada sebelumnya yaitu diluar dari bahasa Arami maupun Ibrani yaitu bahasa Arab.

Pada saat umat Islam diseluruh dunia berseru kepada Tuhan, pada saat sholat, berhaji dan pada saat mereka saling mengucapkan salam sebagai satu bahasa kesatuan dan persatuan hidup dan kehidupan beragama sebagaimana isi ayat terakhir dari Zefania 3:9 “… melayani-Nya dalam satu persamaan.”


Hendaklah semua orang yang duduk DIBUKIT BATU itu bernyanyi, biarkanlah mereka berseru-seru dari puncak bukit. Biarkanlah mereka memberikan pujian kepada TUHAN, dan memberitakan pujian yang kepada-Nya di pulau-pulau. TUHAN keluar berperang seperti pahlawan, seperti orang perang Ia membangkitkan semangat-Nya untuk bertempur; Ia bertempik sorak, ya, Ia memekik, terhadap musuh-musuh-Nya Ia membuktikan kepahlawanan-Nya.” – Kitab Perjanjian Lama : Yesaya pasal 42 ayat 12 s.d. 13

Dari bukit Arafah dekat kota Mekkah, para Jemaah Haji dari seluruh pulau didunia ini setiap tahunnya datang berkumpul bersama dan berseru:

Labbaykallahumma Labbayk
Labbayka laa syariikalaka labbayk
Innal hamda wan ni’mata laka walmulk
La syariikalaka


Yang artinya : 

Aku sambut panggilanmu, Ya Allah;
Aku sambut panggilan-Mu;
Aku sambut panggilan-Mu, Tiada sekutu bagi-Mu;
Aku sambut panggilan-Mu;

Sesungguhnya segala puji dan kenikmatan serta segenap kekuatan adalah milik-Mu, Tiada sekutu bagi-Mu.
Allah telah menunjukkan kekuasaan-Nya, mengalahkan semua dakwah keberhalaan manusia, memenangkan risalah para Nabi-Nya dari seluruh kejahatan, membuktikan kebesaran-Nya dihadapan para musuh-Nya.

Karena sesungguhnya kegelapan menudungi bumi dan dalam kelam kabut menudungi segala bangsa, sementara Tuhan telah terbit atas kamu dan kemuliaan-Nya pun bersinar kepadamu. Maka segala orang kafir pun akan datang kepada terangmu dan segala raja-raja pun kepada cahaya yang sudah terbit bagi kamu – Kitab Perjanjian Lama : Yesaya pasal 60:2-3

Ini juga kiranya bisa menjadi sandaran didalam dunia Fiqih modern kenapa sholat itu harus dalam bahasa Arab, Islam itu agama yang mementingkan persatuan, mulai dari paham kesatuan Tuhannya (monotheisme/Tauhid) dan bersatu juga dalam perbedaan.

Tatkala orang Bugis berada di Padang misalnya, dia akan mudah membaurkan dirinya dalam jemaah sholat dimasjid manapun tanpa harus khawatir tata cara sholatnya berbeda dengan mereka, tanpa perlu pula khawatir bahasa yang dipergunakan didalam sholat berbeda. Demikianlah salah satu hikmah yang bisa kita kemukakan perihal keharusan sholat dan haji itu menghadap kearah Ka’bah dan kenapa juga sholat harus dalam bahasa Arab.

Wassalamu’alaykum Wr. Wb.

Terima kasih untuk :  Armansyah


====================================================================