Thursday 8 March 2018

Mengapa Haji di urutan ke 5 ?

Mengapa ibadah HAJI ada di urutan ke 5 ?




Assalamualaikum.

Setiap muslim tentunya mengerti apa itu haji.
Tapi yang tidak diketahui kebanyakan muslim,mengapa haji ada di urutan ke 5 dari rukun islam.

Baik, mari kita cermati.
Kebanyakan orang berpendapat bahwa perintah berhaji ada di urutan ke 5 dari rukun islam dikarenakan ibadah itu memang diperuntukkan bagi mereka yang sudah siap baik masalah finansial maupun fisiknya, itu bisa dipahami karena biaya berhaji sekarang ini bisa menelan biaya puluhan juta rupiah dan antriannya bisa bertahun-tahun. 

Ini bisa dimengerti dikarenakan banyaknya calon jamaah haji dari seluruh dunia yang ingin datang ke mekkah. Tapi yang penting untuk dimengerti adalah, bahwa berhaji itu adalah cerminan dari ibadah-ibadah lainnya dalam rukun islam, yaitu sahadat, sholat, zakat dan puasa.

Ya...ibarat anda seorang mahasiswa, tentunya tugas akhir adanya di semester terakhir, sebagai hasil dari proses belajar anda selama beberapa tahun, dan akan diuji di tugas akhir anda.

Baik buruknya tugas akhir itu, tergantung dari bagaimana anda belajar selama itu. Begitu juga berhaji, baik tidaknya haji anda akan mencerminkan bagaimana ibadah sahadat anda, bagaimana ibadah sholat anda, bagaimana ibadah zakat anda dan bagimana kualitas ibadah puasa anda.


mari kita kupas lebih dalam.

01. Sahadat.

Saat kita berniat melaksanakan haji, baik itu niat dalam hati ataupun niat untuk mempersiapkan bekal finansial, apakah sudah sesuai dengan syariat islam. Ingatlah bahwa saat kita mengucapkan 2 kalimat sahadat sebagai pernyataan mengakui ke-esaan Allah dan Muhammad sebagai rasulnya, sudahkah kita meniatkan berhaji itu semata-mata karena Allah dan Rasulullah, atau karena hanya ingin mendapat gelar "Haji / hajjah" di depan nama kita. Atau berhaji karena ingin dipandang lebih terhormat di masyarakat? Selain itu bekal finansial tentulah harus diperoleh dengan cara yang halal, karena mendapatkan harta yang halal untuk berhaji tentulah harus sesuai dengan  syariat Allah. Pasti tidak dianjurkan jika berhaji menggunakan uang korupsi, uang sogok dll. 


02. Sholat.

Nah saat kita beribadah dalam berhaji, ingatlah juga bahwa saat kita sholat itu semata-mata karena kita menjalankan perintah Allah. Janganlah kita sholat hanya karena ingin bisnis lancar, mendapat jodoh dll, karena doa di depan baitullah itu manjur. Ingatlah selalu bahwa sholat kita itu bertujuan mendapatkan ampunan dan berkah dari Allah. Bukan karena mengharapkan apa yang kita inginkan, tetapi biarlah Allah yang akan memberikan dan menentukan apa yang terbaik bagi kita.
Saat kita sujut dalam sholat, itu adalah cerminan tunduknya kita kepada Allah yang maha kuasa.
Dan saat berhaji maka runtuhlah semua jabatan dan tingkatan sosial kita di hadapan Allah. Jika saat berhaji kita masih merasa "lebih" dari orang lain, bisa karena jabatan kita, karena faktor keturunan ataupun karena harta kita, maka itu tidak mencerminkan kualitas sholat kita selama ini.



03. Zakat.

Berzakat adalah mengeluarkan sebagian dari harta kita  untuk diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya, seperti fakir miskin, yatim piatu dll. Karena mengeluarkan sebagian harta, tentunya niat itu haruslah niat yang sukarela karena Allah, bukan karena hal lain. Nah saat kita berhaji, maka ibadah ini juga akan mencerminkan kualitas haji kita, apakah saat berhaji itu kita masih sempat mengeluarkan sebagian dari harta ataupun apa yang ada pada diri kita untuk membantu orang lain? Apakah kita masih sempat bersedekah saat melihat fakir miskin di jalan atau kita lebih memilih membelanjakannya untuk oleh-oleh?


04. Puasa.

Puasa lebih jauh bukan hanya menahan makan dan minum, tetapi menahan semua hawa nafsu duniawi. Nah, saat berhaji inilah kualitas puasa kita juga akan diuji. Tentu masih ingat kita dengan tragedi mina, dimana para jemaah haji saling berdesakan di terowongan mina. Jika tiap jemaah bisa lebih bersabar dan tertib di terowongan mina tentu tragedi itu tak akan terjadi. Bahkan saat mengitari ka'bah, kualitas puasa kita juga akan teruji, apakah kita bisa bersabar dan tertib atau berdesakan saling dorong karena ingin mencium hajar aswat?. 

Coba kita camkan sekali lagi. Saling dorong dan tidak tertib tentulah bukan cerminan puasa yang baik. Sekali lagi, puasa itu lebih jauh adalah menahan semua hawa nafsu duniawi, maka saat berhaji maka sebaiknya gunakan saat-saat itu sebanyak-banyaknya untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Janganlah kekusyukan ibadah haji itu dicemari dengan pikiran-pikiran keinginan untuk berbelanja, ingin selfie, ingin jalan-jalan dll, itu tidak mencerminkan kualitas puasa kita selama ini.




Nah dari sini kita bisa menarik kesimpulan bahwa ibadah haji yang berada di urutan ke 5 dari rukun islam itu adalah ujian akhir dari semua ibadah kita selama ini. Kualitas haji kita akan menggambarkan bagaimana kualitas ibadah kita yang lain, yaitu sahadat, solat, zakat dan puasa.

Semoga dari uraian ini, kita bisa lebih introspeksi diri dan lebih meningkatkan kualitas ibadah kita agar ibadah haji kita juga bisa mabrur dan mendapatkan berkah melimpah dari Allah.

Tentu yang paling baik untuk dicontoh adalah bagaimana kualitas ibadah Rasulullah Muhammad (SAW).

Wassalamualaikum... semoga uraian ini bermanfaat.

Ancis - maret 2018.

=====================================================================