Thursday, 6 February 2014

Sejarah Berhala di Mekah

Sejarah dan Asal Usul Berhala di Mekah

 Sepeninggal Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail pada mulanya bangsa Quraisy masih taat kepada syariat Allah yang diajarkan oleh Ibrahim dan Ismail. Mereka masih tetap menyembah Allah yang Esa sampai jamannya Amru bin Amir Al Khuzaiy. Amru adalah orang pertama yang menyesatkan  bangsa Quraisy untuk menyembah berhala dan membuat ajaran yang menyimpang dari syariat Allah. Pada mulanya Amru ini pergi ke kota Syam, di sana dia melihat suatu kaum yang menyembah berhala batu dan kayu. Amru sangat tertarik sekali pada cara persembahan berhala itu. Sehingga dia membawa sejumlah berhala ke kota Mekkah dan mengajak penduduknya untuk menyembahnya. (idiot banget orang ini yha.....bego bin tolol gitu....)



Para ahli sejarah meriwayatkan Amru bin Amir lewat di kota Patra dalam perjalanan ke Syam. Patra adalah kota yang terletak di wilayah Yordania sekarang. Kota ini merupakan kota yang sangat maju sekali dalam bidang perindustrian. Sehingga bangsa Yunani dan Romawi pernah berusaha untuk menguasainya. Penduduk kota ini sangat terkenal dengan menyembah berhala. Mereka pandai membuat patung untuk disembah. Sebagian riwayat mengatakan bahwa patung Latta, patung yang paling besar yang disembah oleh penduduk Hijaz sebelah utara itu dibeli dari kota  Patra. (busyet....."tuhan" bisa dibeli..muke gile....)

Prof. Philip Hitti juga menguatkan pendapat  itu yang menyatakan letak kota Patra berada di Yordania. Beliau menguraikan dalam bukunya "History Of Syria : 'Kepala patung-patung yang disembah itu bernama Zu Syara. Zu Syara adalah sebuah patung yang terbuat dari batu hitam yang tinggi dan berbentuk segi empat. Patung Latta yang disembah oleh bangsa Arab juga berhubungan dengan patung Zu Syara. Selain itu kami dapatkan juga nama patung-patung yang disembah oelh bangsa Nabtiyah dalam prasasti yang kami baca seperti patung Manath, Uzza dan Hubal" (P.K. Hitti ; History Of Syria, London 1951, halaman 382-383)

Sebenarnya pada waktu itu di sekitar jazirah arabia dan laut tengah banyak tersiar agama polytheisme (ajaran yang menyembah banyak tuhan). Waktu itu ajaran Nabi Isa (AS) dan para pengikutnya belum timbul. Sehingga ajara polytheisme berkembang pesat tanpa ada halangan. Adapun waktu itu agama Yahudi memang sudah ada, namun agama Yahudi itu hanya tersiar di kalangan masyarakat Yahudi saja. Selain bangsa Yahudi tidak diperkenankan untuk memeluk agama tauhid yang dibaya Nabi Musa (AS).

Prof. De Lacy O'Leary juga mengatakan dalam bukunya "Arab Before Muhammad" sebagai beikut : "Sedikitpun tidak mustahil jika kita katakan bahwa asal-usul persembahan berhala di jazirah arabia itu datang dari Syria. Patung bangsa Syria yang terbesar waktu itu adalah patung Manakh. Ajaran tersebut berpindah ke jazirah melalui kebudayaan Yunani dan Syria yang waktu itu banyak terkenal di Syria. Sebenarnya persembahan berhala itu tidak pernah ada sebelumnya di jazirah arabia.".

Demikian pula pada waktu itu persembahan berhala itu juga tersebar ke selruh lembah sungai Furat dan sebelah timur jazirah arab. Antara jazirah arab dan lembah sungai Furat tersebut telah terjalin hubungan perdagangan dan tali persahabatan.

Prof. Georges Roux telah menyatakan dalam bukunya "Ancient Iraq" : 'Prasasti-prasasti kuno di Iraq telah menyebutkan bahwa ajaran polytheisme telah berkembang di Iraq sejak abad ke-3 Masehi dan seterusnya. Iraq adalah pusat agama berhala'

Persembahan berhala itu pada mulanya berkembang setahap demi setahap. Pada mulanya mereka hanya mengagungkan setiap batu yang berasal dari Mekkah. Untuk itu mereka selalu membawa batu di kantongnya jika mereka dalam perjalanan sebagai pengagungan terhadap kota Mekkah agar dapat selalu teringat pada kota Mekkah jika dalam perjalanan. Kemudian perasaan tersebut meningkat sampai pada tingkat pemujaan dan penyembahan pada berhala-berhala seperti yang dilakukan oleh umat-umat yang datang sebelum mereka. Namun sebagian mereka ada pula yang masih tetap memegang syariat Ibrahim seperti bertawaf, berhaji dan berumrah.

Demikian pula sejarah bangsa-bangsa dan agama telah menerangkan bahwa segala sesuatu itu akan berjalan melalui suatu proses setahap demi setahap. Kejadian tersebut menguatkan pendapat mereka yang mengatakan bahwa persembahan berhala di kalangan bangsa arab berjalan tahap demi tahap. Demikian pula hal ini terjadi juga pada masyarakat Islam yang ada pada dewasa ini. Kebanyakan mereka mulai menyembah sebagian gambar dan kuburan. Karena itulah tidak salah jika Islam mengharamkan untuk membuat gambar segala mahluk yang bernyawa untuk disembah. Agar penyakit seperti itu tidak terjangkiti dalam masyarakat Islam.

Wassalam

(Sumber: Riwayat Hidup Rasulullah SAW -  Abdul Hasan Ali Al-Hasany An-Nadwy)

Di Indonesia juga banyak kepercayaan yang bersumber dari kepercayaan penyambahan berhala ini.. Coba Link ke :  http://www.youtube.com/watch?v=GZCurDXYUlM

1 comment: